STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia kembali tergelincir pada penutupan perdagangan Rabu (14/6/2023) waktu setempat atau Kamis (15/6/2023) WIB. Melemahnya harga komoditas ini antara lain dipicu oleh meningkatnya cadangan minyak Amerika Serikat (AS).
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2023 ditutup terpeleset US$1,15, atau sekitar 1,7%, menjadi US$68,27 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus 2023 berakhir longsor US$1,09, atau sekitar 1,5%, menjadi US$73,20 per barel di London ICE Futures Exchange.
Menurut data yang dirilis oleh Energy Information Administration (EIA) AS pada Rabu (14/06/2023), cadangan minyak negeri Paman Sam tersebut meningkat 7,9 juta barel pada pekan yang berakhir 9 Juni. Kondisi ini berbanding terbalik dengan ekspektasi para pelaku pasar yang memperikarakan penurunannya tipis.
Proyeksi kenaikan permintaan minyak AS untuk tahun ini bertambah 200.000 barel per hari menjadi 2,4 juta barel per hari. Dengan demikian, jumlah total permintaan negara adidaya tersebut menjadi 102,3 juta barel per hari.
Adapun untuk tahun depan, peningkatan permintaan minyak AS diprediksi hanya sebesar 860.000 barel per hari. Total permintaan minyak AS diperkirakan akan melandai seiring kian masifnya penggunaan kendaraan elektrik. Pada 2028, peningkatan permintaan minyak AS diprediksi hanya berkisar 400.000 barel per hari menjadi 105,7 juta barel per hari.