Jumat, Agustus 8, 2025
29.1 C
Jakarta

Harga Minyak Dunia Kian Merosot, OPEC+ Siap Tambah Pasokan, China dan AS Lesu!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia kembali mencatat penurunan pada pada penutupan perdagangan hari Senin (2/9/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (3/9/2024) WIB. Investor semakin khawatir dengan rencana penambahan produksi minyak oleh OPEC+ yang dijadwalkan mulai Oktober mendatang. Pasalnya, permintaan minyak dari China dan AS—dua konsumen terbesar minyak di dunia—terlihat lesu.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 50 sen atau 0,7% menjadi US$73,05 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November melorot 57 sen atau 0,7% mencapai US$76,36 per barel pada pukul 01.08 GMT, di London ICE Futures Exchange.

Penurunan ini melanjutkan tren negatif minggu lalu, di mana Brent turun 0,3% dan WTI anjlok 1,7%. Tekanan pada harga minyak terjadi setelah kelompok produsen minyak OPEC+ mengumumkan rencana untuk meningkatkan produksi mulai Oktober, menurut enam sumber dari kelompok tersebut.

Delapan anggota OPEC+ dijadwalkan menambah produksi sebesar 180.000 barel per hari pada Oktober, sebagai bagian dari rencana untuk mengurangi pemotongan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari, yang sebelumnya diterapkan selama masa pandemi. Namun, sebagian besar pemotongan produksi ini akan tetap berlaku hingga akhir 2025.

“Investor khawatir OPEC akan tetap melanjutkan rencana penambahan produksi mulai Oktober,” kata Tony Sycamore, analis pasar dari IG. “Namun, saya pikir keputusan ini akan bergantung pada harga minyak WTI, apakah lebih mendekati US$80 atau US$70.”

Sementara itu, di Libya, Arabian Gulf Oil Company telah melanjutkan produksi hingga 120.000 barel per hari untuk memenuhi kebutuhan domestik, meskipun ekspor minyak masih dihentikan. Sebelumnya, perselisihan antara faksi-faksi di negara itu telah menyebabkan sebagian besar ladang minyak ditutup.

Selama dua bulan berturut-turut, harga minyak Brent dan WTI terus merosot, didorong oleh kekhawatiran ekonomi di China dan AS yang melebihi dampak dari gangguan pasokan di Libya serta meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Aktivitas manufaktur di China turun ke level terendah dalam enam bulan pada Agustus, sementara harga produk pabrik anjlok dan para pemilik pabrik kesulitan mendapatkan pesanan. Hal ini menambah tekanan bagi para pembuat kebijakan untuk segera meluncurkan stimulus lebih lanjut bagi rumah tangga.

“PMI China yang lebih lemah dari perkiraan pada akhir pekan semakin memperkuat kekhawatiran bahwa ekonomi China akan meleset dari target pertumbuhannya,” kata Sycamore.

Di AS, konsumsi minyak pada Juni turun ke level terendah untuk musim tersebut sejak pandemi COVID-19 tahun 2020, menurut data dari U.S. Energy Information Administration.

“Kami melihat risiko penurunan pertumbuhan pada 2025, yang dipicu oleh tantangan ekonomi di China dan AS,” tulis analis ANZ dalam sebuah catatan. “Kami yakin OPEC tidak punya pilihan selain menunda penghapusan pemotongan produksi sukarela jika ingin menjaga harga tetap tinggi.”

Jumlah rig minyak yang beroperasi di AS tidak berubah pada 483 unit minggu lalu, menurut laporan mingguan Baker Hughes.

Artikel Terkait

Harga Emas Dunia Turun Tipis, Investor Ambil Untung Jelang Keputusan Trump Soal The Fed

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup melemah tipis pada...

Harga Minyak Melemah, Pasar Tunggu Kepastian Sanksi Baru AS ke Rusia

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia kembali ditutup...

Harga Emas Mandek, Dolar AS Masih Terlalu Kuat

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak stabil pada akhir...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru