STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia jatuh sekitar 1% pada penutupan perdagangan Rabu (29/5/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (30/5/2024) WIB. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran akan lemahnya permintaan bensin di Amerika Serikat (AS). Selain itu, data ekonomi dikhawatirkan akan membuat Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Suku bunga tinggi yang digunakan untuk mengatasi inflasi dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun 60 sen atau 0,75%, menjadi US$79,23 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli 2024 , anjlok 62 sen atau 0,74%, mencapai US$83,60 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Kepercayaan konsumen AS yang sebelumnya memburuk selama tiga bulan berturut-turut, justru menunjukkan peningkatan yang tak terduga pada Mei. Hal ini dipicu oleh optimisme terhadap pasar tenaga kerja. Namun, kekhawatiran terhadap inflasi masih ada, dan banyak rumah tangga memperkirakan suku bunga akan lebih tinggi tahun depan.
Para analis memprediksi perusahaan energi menambah 1 juta barel bensin ke dalam penyimpanan AS selama pekan yang berakhir pada 24 Mei. Ini terjadi menjelang musim puncak mengemudi musim panas selama liburan Memorial Day. Sebagai perbandingan, pada minggu yang sama tahun lalu, terjadi penurunan sebanyak 200.000 barel bensin. Rata-rata penurunan selama lima tahun terakhir (2019-2023) juga sebesar 200.000 barel.
Permintaan bensin yang masih lemah cukup mengejutkan, dan hal ini menjaga pasokan tetap pada tingkat normal meski musimnya biasanya bullish. Inilah yang disampaikan oleh para analis di firma penasihat energi Ritterbusch and Associates.
Kekhawatiran akan permintaan bensin membuat harga futures bensin tetap mendekati level terendah dua bulan terakhir. Hal ini juga memotong margin keuntungan penyulingan ke level terendah sejak Februari.
Data penyimpanan bensin mingguan AS akan tersedia satu hari lebih lambat dari biasanya karena libur Memorial Day pada Senin. Informasi ini akan disusul oleh data penyimpanan minyak AS dari American Petroleum Institute (API) yang dijadwalkan rilis pada Rabu, serta data dari U.S. Energy Information Administration (EIA) yang akan tersedia pada Kamis.
Investor juga menantikan rilis laporan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS untuk bulan April yang dijadwalkan pada Jumat.