Rabu, Agustus 6, 2025
33.2 C
Jakarta

Harga Minyak Jeblok! Data Ekonomi China Bikin Pasar Panik

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia jatuh lagi pada penutupan perdagangan Selasa (17/12/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (18/12/2024) WIB. Penurunan ini dipicu oleh data ekonomi China yang mengecewakan, menambah kekhawatiran tentang permintaan global yang melemah.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2025 turun 63 sen atau 0,89% menuju level US$70,08 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari  2025 merosot 72 sen atau 0,97% menjadi US$73,19 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Penurunan harga minyak ini cukup mengejutkan, mengingat pekan lalu harga sempat naik tajam 6%. Kali ini, investor mengambil langkah ambil untung setelah kabar buruk datang dari China.

“Penurunan harga minyak kali ini dipicu oleh aksi profit taking dan data ekonomi China yang kurang menggembirakan,” kata Tony Sycamore, analis dari IG.

Data yang dirilis Senin menunjukkan belanja konsumen di China melemah, meski ada lonjakan produksi industri. Hal ini menambah kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi China masih rapuh.

China adalah salah satu konsumen minyak terbesar dunia. Jadi, jika ekonomi China lesu, permintaan minyak global pun bisa tertekan.

Selain itu, investor juga sedang menunggu keputusan suku bunga dari The Fed. Bank sentral AS ini diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 0,25%.

Menurut Anh Pham, analis dari LSEG, pasar sudah memperhitungkan pemangkasan suku bunga tersebut. Namun, jika ada kejutan dari The Fed, pergerakan harga minyak bisa semakin liar.

Biasanya, suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak. Namun, saat ini pasar masih dipenuhi ketidakpastian.

Prediksi pasokan minyak global untuk tahun depan menunjukkan kenaikan. Negara-negara seperti AS dan Brasil diperkirakan akan meningkatkan produksi. Sementara itu, permintaan, terutama dari China, diperkirakan akan melambat.

Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi surplus pasokan 950.000 barel per hari pada 2024. Ini setara hampir 1% dari total pasokan minyak dunia.

Di tengah situasi ini, Eropa kembali memperketat sanksi terhadap Rusia. Paket sanksi ke-15 Uni Eropa menargetkan kapal-kapal “shadow fleet” yang membawa minyak Rusia tanpa asuransi dari penyedia Barat.

Namun, dampaknya diperkirakan tidak besar. “Sebagian besar minyak Rusia sudah tidak bergantung pada layanan Barat,” kata laporan LSEG.

Artikel Terkait

Harga Emas Mandek, Dolar AS Masih Terlalu Kuat

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak stabil pada akhir...

Harga Minyak Turun, Pasar Waspadai Kenaikan Produksi OPEC+ dan Ancaman Trump ke India

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia kembali ditutup...

Harga Emas Melesat 2%, Investor Yakin The Fed Akan Turunkan Suku Bunga Lebih Cepat

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia menguat tajam pada akhir...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru