Kamis, Agustus 7, 2025
33.5 C
Jakarta

Harga Minyak Melonjak Gara-Gara Rusia, Iran, dan Dolar Melemah!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia naik tajam pada penutupan perdagangan Selasa (3/6/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (4/6/2025) WIB. Ketegangan geopolitik dan pelemahan dolar AS jadi pendorong utama kenaikan ini.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka Brent naik US$1 atau 1,55% ke level US$65,63 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 89 sen atau 1,42% ke level US$63,41 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Kenaikan ini terjadi setelah konflik Ukraina dan Rusia kembali memanas. Akhir pekan lalu, terjadi serangan drone besar-besaran ke wilayah Rusia. Bahkan, sebuah jembatan jalan raya dilaporkan hancur akibat ledakan saat dilintasi kereta penumpang.

Dari sisi Timur Tengah, Iran dikabarkan menolak proposal kesepakatan nuklir dari Amerika Serikat. Penolakan ini bisa membuat sanksi terhadap Iran tetap berlaku. Akibatnya, pasokan minyak dari negara tersebut tetap terbatas.

“Risk premia kembali masuk ke harga minyak setelah serangan Ukraina yang cukup dalam ke wilayah Rusia selama akhir pekan,” kata analis Onyx Capital Group, Harry Tchilinguirian.

Ia juga menegaskan pentingnya tarik-ulur antara AS dan Iran terkait pengayaan uranium. Jika kesepakatan nuklir tak tercapai, maka sanksi terhadap Iran akan terus berlanjut dan menekan pasokan minyak dunia.

Di sisi lain, dolar AS juga melemah cukup tajam. Indeks dolar turun mendekati level terendah dalam enam minggu. Para investor mulai khawatir dengan dampak kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terhadap pertumbuhan dan inflasi.

“Dolar yang melemah membuat harga minyak terus naik, karena komoditas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya,” ujar Priyanka Sachdeva, analis pasar senior dari Phillip Nova.

Masalah pasokan juga datang dari Kanada. Kebakaran hutan di Alberta mengganggu produksi minyak sekitar 344.000 barel per hari. Jumlah ini setara 7% dari total produksi minyak Kanada, menurut perhitungan Reuters.

Dari sisi kebijakan, OPEC+ tetap mempertahankan rencana penambahan produksi bulan Juli sebesar 411.000 barel per hari. Jumlah ini lebih rendah dari perkiraan pasar. Keputusan ini sempat mendorong harga minyak naik hampir 3% pada perdagangan Senin.

Pasar kini menanti data cadangan minyak mingguan dari Amerika Serikat. Jika stok minyak kembali turun, harga diperkirakan akan terus naik.

Artikel Terkait

Harga Emas Dunia Turun Tipis, Investor Ambil Untung Jelang Keputusan Trump Soal The Fed

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup melemah tipis pada...

Harga Minyak Melemah, Pasar Tunggu Kepastian Sanksi Baru AS ke Rusia

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia kembali ditutup...

Harga Emas Mandek, Dolar AS Masih Terlalu Kuat

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak stabil pada akhir...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru