Jumat, Agustus 22, 2025
28.5 C
Jakarta

Harga Minyak Melonjak! Permintaan Menguat, Perdamaian Rusia-Ukraina Masih Abu-Abu

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia ditutup menguat pada akhir perdagangan Kamis (21/8/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (22/8/2025) WIB. Sentimen positif datang dari sinyal kuatnya permintaan di Amerika Serikat dan kekhawatiran atas ketidakpastian upaya perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Mengutip CNBC International, kontrak berjangka Brent naik 83 sen atau 1,24% menjadi US$67,67 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, yang akan kedaluwarsa Rabu ini, bertambah 81 sen atau 1,29% dan berakhir di US$63,52 per barel, di New York Mercantile Exchange. Kenaikan ini melanjutkan penguatan lebih dari 1% pada sesi sebelumnya.

Pasar masih menaruh perhatian pada isu geopolitik. Rusia menegaskan penyelesaian masalah keamanan terkait Ukraina tanpa melibatkan Moskow adalah “jalan buntu.”

Seorang analis independen, Gaurav Sharma, menilai situasi bisa berubah jika diplomasi AS berhasil menghentikan pertempuran di Ukraina. “Jika upaya Gedung Putih berhasil menghentikan permusuhan di Ukraina, dan Rusia perlahan kembali diterima dalam pergaulan internasional, maka dampaknya akan bearish bagi pasar minyak,” ujarnya. Sharma menambahkan harga Brent masih memiliki batas bawah penting di US$65 per barel.

Dari sisi perdagangan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tarif tambahan sebesar 25% untuk barang-barang asal India mulai 27 Agustus. Kebijakan ini terkait pembelian minyak mentah Rusia oleh India, yang mencapai hampir 35% dari total impor minyak negara tersebut.

Meski begitu, perwakilan Kedutaan Rusia di New Delhi menegaskan pasokan ke India tetap akan berlanjut. “Moskow berharap tetap bisa menyalurkan minyak ke India meski ada peringatan dari AS,” kata pejabat kedutaan.

Ketidakpastian terkait perang Ukraina membuat isu sanksi baru terhadap Rusia kembali mencuat. Hal ini ikut mendorong sentimen bullish di kalangan pelaku pasar. “Kemungkinan sanksi lebih ketat pada Rusia telah memunculkan optimisme di antara para trader,” ujar analis PVM Oil Associates, Tamas Varga.

Sementara itu, laporan Energy Information Administration (EIA) AS mencatat persediaan minyak mentah turun 6 juta barel menjadi 420,7 juta barel pada pekan lalu. Penurunan ini jauh di bawah perkiraan survei Reuters yang hanya 1,8 juta barel.

Meski penurunan stok mencerminkan tingginya permintaan, analis Panmure Liberum, Ashley Kelty, menilai kondisi pasar tidak sepenuhnya kuat. “Kenaikan persediaan di Cushing mengindikasikan permintaan dasar mungkin lebih lemah, dan penarikan stok lebih besar sebagian karena aktivitas kilang yang meningkat serta ekspor yang lebih tinggi,” jelasnya.

Investor kini juga menunggu sinyal dari The Fed. Pasar berharap ada petunjuk pemangkasan suku bunga pada September melalui simposium Jackson Hole. Pidato Ketua The Fed Jerome Powell yang dijadwalkan Jumat pukul 10.00 pagi waktu AS diprediksi menjadi sorotan utama.

Artikel Terkait

Harga Emas Dunia Melemah, Pasar Tunggu Sinyal Powell di Jackson Hole

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia tergelincir pada akhir perdagangan...

Harga Emas Menguat Hampir 1%, Investor Tunggu Isyarat Kebijakan Fed

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia naik hampir 1% pada...

Harga Minyak Menguat, Investor Tunggu Perkembangan Perdamaian Ukraina

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia naik pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru