STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Ifishdeco Tbk (IFSH) berhasil mencatat penjualan neto sebesar Rp 446,96 miliar pada semester pertama 2024. Penjualan ini mengalami penurunan 27,59% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 617,27 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh harga rata-rata nikel pada semester pertama 2024 yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.
Menurut Rivka Rotua Natasya, Corporate Secretary IFSH, meskipun penjualan turun, Perseroan berhasil mencatat peningkatan laba usaha sebesar 47,64%. Pada semester pertama 2024, laba usaha mencapai Rp 57,95 miliar, naik dari Rp 39,25 miliar pada periode yang sama tahun 2023. “Kenaikan ini juga diikuti oleh peningkatan laba sebelum pajak sebesar 7,75%, dari Rp 44,62 miliar di tahun 2023 menjadi Rp 48,08 miliar di tahun 2024,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Rivka mengatakan, di tengah pencapaian sepanjang semester pertama 2024, IFSH berhasil meningkatkan jumlah penjualan nikel. Perseroan optimis permintaan nikel dunia akan terus meningkat hingga akhir tahun ini. Harga Patokan Mineral (HPM) pada bulan Juni 2024 mengalami peningkatan dibanding bulan Mei 2024, dari US$17.472,38 per dry metric ton (dmt) menjadi US$18.962,11 per dry metric ton (dmt). Peningkatan harga ini dipicu oleh tingginya permintaan terhadap kendaraan listrik di dunia saat ini.
Prospek usaha IFSH pada 2024, lanjut dia, sangat menjanjikan. Hal ini terkait dengan kebutuhan nikel dalam aplikasi perkembangan teknologi kendaraan listrik dalam beberapa tahun ke depan. “Karena itu, Perseroan akan terus melakukan ekspansi. Rencana ekspansi ini didukung oleh prospek industri nikel di tanah air yang masih cerah dan permintaan produk nikel yang tetap tinggi,” imbuhnya.
