STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) menargetkan penjualan tumbuh 10% menjadi Rp334,32 miliar pada 2024, dibanding pencapaian Rp303,93 miliar pada tahun 2023.
Direksi ITIC dalam materi paparan publik yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (16/5/2024) mengemukakan, pihaknya optimistis mampu mendorong peningkatan penjualan emiten tembakau ini hingga 10% pada 2024.
Langkah strategis yang bakal dilakukan Perseroan untuk menggapai target pertumbuhan pendapatan tersebut, menurut Direksi ITIC, adalah dengan terus melakukan perbaikan-perbaikan pada sisi operasional secara berkesinambungan.
Hingga kuartal I 2024, ITIC membukukan penjualan sebesar Rp83,56 miliar, naik 22,76% dari Rp68,06 miliar pada kuartal I 2023. “Pencapaian penjualan ini mencerminkan sekitar 25% dari target penjualan tahun ini,” tulis Direksi ITIC.
Dari penjualan tersebut di atas, Perseroan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp5,46 miliar (Rp5,81 per saham) pada kuartal I 2024, tumbuh 31,69% jika dibandingkan Rp4,14 miliar (Rp4,41 per saham) pada kuartal I 2023.
Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) merupakan produsen tembakau yang mengkhususkan diri dalam tembakau iris (tembakau gulung/gulung sendiri). Kegiatan bisnis ITIC dimulai pada tahun 1960-an sebagai industri rumah tangga tembakau. Pada tahun 1981, perusahaan mulai beroperasi secara komersial dan pindah ke Malang. Kapasitas produksinya mencapai 1.800 ton per tahun.
Emiten produsen tembakau ini tidak hanya fokus pada pasar domestik Indonesia, khususnya di kawasan timur Indonesia, tetapi juga mengekspor ke Malaysia, Singapura, Jepang, dan Aruba. Beberapa mereknya adalah Pohon Sagu, Anggur Kupu, dan Lampion Lilin. Kantor pusat berada di Malang, Jawa Timur. (konrad)