Jumat, Desember 5, 2025
31.2 C
Jakarta

Kalah Jauh dari Malaysia! Bos BSN Blak-blakan Soal Literasi Syariah di Depan Santri Gontor

STOCKWATCH.ID (PONOROGO) – Indonesia memegang status sebagai negara muslim terbesar di dunia. Populasi umat Islam mencapai 87,2% dari total 229 juta penduduk. Potensi ekonomi syariah di tanah air sangat besar. Sayangnya, tingkat literasi ekonomi syariah di lingkungan pesantren Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara tetangga.

Fakta ini diungkapkan oleh Direktur Utama PT Bank Syariah Nasional (BSN), Alex Sofjan Noor. Ia menyampaikan hal tersebut saat memberikan Kuliah Umum di Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (4/12). Acara ini merupakan bagian dari 13th ASEAN International Conference of Islamic Finance (AICIF) 2025. Momen ini juga bertepatan dengan peringatan 100 tahun berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor.

Alex memaparkan data Islamic Finance Literasi yang cukup mengejutkan. Peran pesantren sebagai pusat edukasi dan literasi ekonomi syariah di Indonesia baru menyentuh angka 39,11%. Angka ini terpaut jauh dengan Malaysia yang sudah mencapai 80,2%.

Kondisi ini menjadi tantangan sekaligus peluang besar. Indonesia memiliki ekosistem ekonomi syariah yang luas. Sektor ini tersebar mulai dari lembaga keuangan, pendidikan, rumah sakit Islam, hingga ormas Islam. Belum lagi kebutuhan produk halal serta ibadah haji dan umrah yang membutuhkan dukungan perbankan syariah.

Potensi pesantren di Indonesia sejatinya sangat raksasa. Data mencatat keberadaan 30.494 pesantren di seluruh nusantara. Jumlah santrinya mencapai sekitar 4.373.694 orang. BSN mengajak seluruh elemen pesantren dan santri berkolaborasi untuk mengejar ketertinggalan literasi tersebut.

“Dalam menggerakkan ekonomi syariah, pesantren memiliki lima peran penting yakni sebagai pusat edukasi dan literasi, penggerak UMKM syariah, penguatan inklusi keuangan syariah, penguat ekonomi halal dan sebagai laboratorium ekonomi syariah,” kata Alex dalam kuliah umumnya.

BSN sendiri hadir dengan visi menjadi mitra utama keuangan keluarga yang berkah dan amanah. Bank ini sebelumnya merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pengalaman lebih dari 20 tahun menjadi modal kuat sebagai pilar pemenuhan kebutuhan perumahan rakyat.

Infrastruktur BSN kini semakin lengkap usai resmi menerima limpahan aset dan liabilitas dari UUS BTN. Saat ini tersedia 36 kantor cabang dan 83 Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS). Layanan juga didukung lebih dari 2.098 e-channel berupa ATM dan CRM.

Ekspansi layanan terus dilakukan melalui produk-produk baru yang inovatif. Salah satunya adalah KUR Syariah. Produk ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum, yayasan pesantren, hingga para santri untuk membuka usaha. Aplikasi digital banking juga tengah disiapkan untuk memberikan kemudahan transaksi yang aman, cepat, dan sesuai prinsip syariah.

Pihak kampus menyambut positif inisiatif ini. Wakil Rektor II Universitas Darussalam Gontor (UNIDA Gontor), Setiawan bin Lahuri menilai kuliah umum ini membuka wawasan mahasiswa. Peluang pengembangan ekonomi syariah di pesantren sangatlah besar.

“Kita yang ada di pesantren ini tetap memiliki peran yang krusial dalam perkembangan perbankan nasional,” tuturnya.

Kerja sama antara perbankan dan dunia pendidikan diharapkan terus berlanjut. Hal ini penting untuk pemberdayaan sektor riil di Indonesia.

“Harapan kita kepada BSN besar sekali. Kita berharap BSN bisa menjadi mitra utama pendidikan tinggi di Indonesia, sekaligus mitra utama kampus-kampus dan UMKM agar pemberdayaan sektor ril terwujud,” ujar Setiawan.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Spin-Off Tuntas, BSN Bidik Aset Tembus Rp100 Triliun dalam Dua Tahun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Bank Syariah Nasional (BSN) siap memperkuat...

BTN Pastikan Modal Masih Kuat Usai Spin-Off, Pertumbuhan Kredit dan DPK Tetap Positif

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru