STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), menjalin kerja sama dengan LONGI Green Technology Co., Ltd., meluncurkan proyek strategis pembangunan fasilitas manufaktur panel Surya (Photovoltaic/PV) di Indonesia.
Peluncuran proyek panel suruan tersebut untuk mendukung komitmen Pemerintah Indonesia terhadap pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Selain itu, juga bertujuan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat terhadap modul solar PV di dalam negeri dan kawasan Asia Tenggara.
Fasilitas manufaktur panel surya ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi 1,4 GW per tahun, dan akan menggunakan teknologi terbaru dari LONGi sebagai pemimpin global dalam manufaktur solar PV, Hybrid Passivated Back Contact (HPBC) 2.0 tipe N yang dapat menghasilkan modul surya berdaya efisiensi tinggi.
Seperti diketahui, lokasi proyek solar pv ini berada di Deltamas, Jawa Barat. Lokasi tersebut merupakan wilayah strategis yang memudahkan distribusi dan rantai pasok dalam proses produksinya. Fasilitas ini nantinya diharapkan dapat menyerap tenaga lokal dan juga meningkatkan perekonomian nasional.
John Anis, CEO Pertamina NRE dalam keterangan tertulis, Selasa (24/6/2025) menyampaikan bahwa kerjasama ini merupakan tonggak penting dalam transisi energi di Indonesia. “Dengan membangun kapasitas manufaktur lokal, kami ingin memperkuat rantai pasok solar PV dalam negeri, menurunkan biaya produksi, dan menciptakan lapangan kerja hijau yang berkeahlian tinggi,” ungkapnya.
Menurut VP Longi Global, Dennis She kerjasama ini merupakan peluang bagi Longi mengembangkan bisnis dalam industri energi di Asia Tenggara. “Dengan kerjasama ini kami bisa terus mendukung target transisi energi di Indonesia dengan saling berbagi pengetahuan dan teknologi industri solar pv,” ujarnya.
Pemerintah Indonesia telah memiliki peta jalan tentang potensi peningkatan permintaan solar PV hingga tahun 2035, sehingga proyek ini dinilai sangat potensial dan akan mendukung realisasi pengembangan proyek PLTS dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) “terhijau”, mendukung pengembangan industri supply chain seperti solar cell serta mendukung pengembangan proyek hidrogen hijau (green hydrogen) kedepannya.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, langkah Pertamina NRE dalam mendorong pengembangan energi transisi merupakan upaya proaktif Pertamina dalam mendukung target swasembada energi dan net zero emission (NZE) Pemerintah.
“Sejalan dengan program Pertamina sebagai pemimpin energi transisi, Pertamina berharap proyek pembangunan fasilitas manufaktur panel surya ini dapat memperkuat ekosistem energi transisi di Indonesia,” pungkasnya.
Menurut Fajar, proyek strategis ini merupakan langkah Pertamina NRE untuk terus mendukung visi pemerintah untuk Net Zero Emission 2060 dengan bisnis hijau dan berkelanjutan serta terus menjaga Asta Cita Presiden Prabowo guna mencapai kedaulatan energi di Indonesia.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (konrad)