STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Wall Street ditutup menguat pada penutupan perdagangan Jumat (21/11) waktu setempat atau Sabtu pagi (22/11/2025) WIB. Investor kembali masuk pasar setelah Presiden The New York Federal Reserve John Williams memberi sinyal kemungkinan penurunan suku bunga acuan tahun ini.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York naik 493,15 poin atau 1,08% menjadi 46.245,41. Indeks S&P 500 (SPX) menguat 64,23 poin atau 0,98% mencapai 6.602,99. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, bertambah 195,035 poin atau 0,88% ke 22.273,083.
Kenaikan ini terjadi setelah Williams menyampaikan pandangan kebijakan moneter dalam pidatonya di Santiago, Chile. Ia menyebut kebijakan moneter saat ini masih restriktif meski lebih longgar dibanding beberapa langkah terakhir. Ia juga melihat ruang penyesuaian dalam waktu dekat untuk membawa target range federal funds rate lebih dekat ke level netral guna menjaga keseimbangan antara mandat inflasi dan tenaga kerja.
Pernyataan itu dibaca sebagai sinyal kuat oleh pelaku pasar. Investor menilai peluang penurunan suku bunga pada pertemuan Desember kini jauh lebih besar. Ekspektasi pemangkasan suku bunga naik signifikan.
Data Fed funds futures menunjukkan peluang lebih dari 70% untuk pemangkasan seperempat poin pada Desember. Peluang ini melonjak dari posisi di bawah 40% pada hari sebelumnya berdasarkan CME FedWatch.
Saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga memimpin penguatan. Home Depot, Starbucks, dan McDonald’s ikut naik. Investor menilai suku bunga yang lebih rendah bisa mendorong belanja konsumen. Harapan kebijakan yang lebih longgar juga memberi dukungan bagi ekonomi yang melambat serta menjaga valuasi sektor teknologi yang masih berada di level tinggi.
Jay Hatfield, Founder dan CEO Infrastructure Capital Advisors, menilai pemangkasan suku bunga menjadi langkah ideal. Ia menegaskan keputusan akhir akan bergantung pada data tenaga kerja berikutnya. Ia mengatakan data tersebut perlu cukup lemah untuk mendorong pemangkasan.
Pasar saham sebelumnya tertekan oleh pembalikan tajam pada Kamis. Dow sempat melonjak lebih dari 700 poin setelah laporan kinerja Nvidia mencatat hasil kuat. Reli itu hilang ketika kekhawatiran terhadap sikap The Fed menjelang pertemuan Desember meningkat. Nvidia berbalik turun lebih dari 3%.
Meski menguat pada Jumat, ketiga indeks utama masih mencatat penurunan sepanjang pekan. S&P 500 turun sekitar 2%. Dow melemah 2%. Nasdaq mencatat penurunan terdalam sebesar 2,7%.
Hatfield menilai pelemahan pekan ini sebagai proses normal. Ia menyebut ini bagian dari penyesuaian valuasi setelah musim laporan keuangan. Ia juga menilai sektor yang rentan bubble terkena tekanan paling besar.
Tekanan pasar turut terlihat pada bitcoin yang turun lebih dari 2% pada Jumat. Sepanjang pekan, bitcoin merosot hampir 11%. Harga kini berada di level terendah sejak April karena investor mengurangi minat risiko.
Hatfield menutup pandangannya dengan satu kalimat yang menggambarkan ketidakpastian pasar. Ia mengatakan satu-satunya pertanyaan yang tersisa adalah di mana titik terendah pasar akan terbentuk.
