Kamis, Agustus 7, 2025
28.4 C
Jakarta

Laba BCA Meroket 12,8% per September 2024, Jahja Setiaatmadja Bongkar Rahasia Suksesnya!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Laba bersih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak melonjak 12,8% YoY, mencapai Rp41,1 triliun selama sembilan bulan pertama tahun 2024. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan beberapa rahasia sukses yang mendorong kenaikan ini.

Salah satu penyebab utamanya adalah lonjakan kredit pada kuartal IV 2023. “Tahun lalu, kredit di kuartal terakhir mencapai Rp31 triliun, naik sekitar 45%. Namun, bunga yang kami nikmati saat itu hanya seperempatnya karena cair di akhir tahun,” jelas Jahja di Jakarta, Rabu (23/20/2024).

Di tahun 2024, BCA menikmati bunga kredit tersebut sepenuhnya sejak Januari. “Bunga dari kredit kuartal IV tahun lalu sudah kami rasakan penuh di tahun ini,” tambahnya.

Selain itu, total kredit BCA tumbuh 14,5% YoY, mencapai Rp877 triliun per September 2024. Kredit korporasi menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi, naik 15,9% YoY menjadi Rp395,9 triliun. Kredit komersial juga naik 11,8% YoY menjadi Rp135,3 triliun, sementara kredit UKM tumbuh 14,2% YoY hingga Rp120,1 triliun.

Di sektor konsumer, total kredit konsumer naik 13,1% YoY menjadi Rp216,5 triliun, didorong oleh pertumbuhan KPR sebesar 10,7% YoY mencapai Rp130,4 triliun dan KKB yang melonjak 17,9% YoY menjadi Rp64,1 triliun. Sementara itu, pinjaman konsumer lainnya, seperti kartu kredit, naik 15% YoY hingga Rp21,9 triliun. BCA juga berkomitmen pada pembiayaan berkelanjutan dengan penyaluran kredit yang naik 10,7% YoY hingga Rp214 triliun per September 2024, berkontribusi sebesar 24,3% dari total portofolio kredit.

“Kenaikan kredit ini jelas meningkatkan pendapatan bunga bersih, yang sangat mendukung peningkatan laba bersih,” kata Jahja.

Dari sisi pengeluaran, BCA berhasil menekan biaya personal yang hanya naik 7,9%, jauh di bawah kenaikan biasanya yang mencapai dua digit. “Kami optimalkan karyawan yang ada dengan pelatihan ulang, sehingga dapat mengurangi rekrutmen baru,” ungkap Jahja.

Jahja juga menyebutkan bahwa biaya operasional BCA turun sekitar 3%. “Kami berhasil mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, ini membantu efisiensi perusahaan,” jelasnya.

Efisiensi ini tercermin dari rasio biaya terhadap pendapatan (cost income ratio) yang turun menjadi 30%. “Secara global, rasio 45-50% sudah dianggap baik, tapi kami berhasil menekannya hingga 30%, yang merupakan pencapaian luar biasa,” ujar Jahja.

Kualitas kredit BCA juga terus membaik, dengan rasio coverage mendekati 200%. “Role at risk kami terus turun. Artinya, kualitas kredit kita terus membaik. Sehingga tahun ini penambahan cadangan tidak perlu terlalu besar.,” tambahnya.

Kualitas pembiayaan BCA tetap terjaga dengan rasio loan at risk (LAR) sebesar 6,1%, membaik dari 7,9% pada tahun lalu. Rasio kredit bermasalah (NPL) stabil di level 2,1%. BCA menjaga pencadangan NPL dan LAR di level memadai, masing-masing di angka 193,9% dan 73,5%.

Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) BCA naik 3,4% YoY menjadi Rp1.125 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) menyumbang 82% dari total DPK, dengan pertumbuhan 5,2% hingga Rp915 triliun. Peningkatan ini sejalan dengan frekuensi transaksi yang naik 21% YoY, mencapai 26 miliar transaksi dalam sembilan bulan pertama 2024.

Artikel Terkait

Ini Cara Aktivasi Rekening Dormant BNI

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk...

Dolar AS Menguat, Pasar Tunggu Pengganti Gubernur The Fed Pilihan Trump

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

74% Emiten Cuan di Semester I 2025, Laba Naik 21%! Sektor Energi Malah Tekor!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Kinerja emiten di pasar modal Indonesia...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru