STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Laba bersih PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai USD97,08 juta (USD0,02 per saham) pada semester I 2025, anjlok 48,88% jika dibandingkan USD189,92 juta (US$0,03per saham) pada semester I 2024.
Penurunan laba tersebut, seperti tergambar dalam laporan keuangan per Juni 2025 yang diumumkan Rabu, 10 September 2025 disebabkan antara lain oleh, pendapatan bersih DSSA yang turun 13% menjadi USD1,32 miliar pada semester I 2025, dari USD1,52 miliar pada periode sama tahun 2024.
Penurunan pendapatan DSSA semester I 2025 didominasi oleh segmen bisnis pertambangan dan perdagangan batubara yang merosot sebesar 15,75% menjadi USD1,18 miliar, dibanding USD1,140 miliar pada semester I 2024.
Selain batu bara, Perseroan juga tidak mendapatkan pendapatan dari segmen penyediaan tenaga uap dan listrik di semester I 2025. Padahal, di periode yang sama tahun 2024, lini bisnis tersebut masih menyumbang pendapatan US$9,73 juta.
Beban pokok penjualan DSSA meningkat 1,63%, dari USD829,81 juta pada semester I 2024 menjadi USD843,34 juta pada semester I 2025. Laba kotor DSSA terpangkas 30,57% menjadi US$479,65 juta pada semester I 2025 dibanding USD690,91 juta pada semester I 2024.
Setelah dikurangi beban usaha, emiten di bidang pertambangan dan perdagangan batubara itu membukukan laba usaha sebesar US$210,88 juta pada semester I 2025, melorot 50,85% jika dibandingkan USD428,48 juta pada semester I 2024.
Total aset DSSA per Juni 2025 sebesar USD3,88 miliar, naik 5,05% dari USD3,69 miliar per Desember 2024. Adapun jumlah liabilitas dan ekuitas Perseroan per Juni 2025, masing-masing sebesar USD441,85 miliar dan USD2,02 miliar.
Pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 10 September 2025, saham DSSA ditutup turun 0,02% menjadi Rp103.000 per unit dibanding penutupan sehari sebelumnya. Jika dibandingkan antara harga 11 Agustus 2025 terhadap harga penutupan harga 10 September 2025, maka saham DSSA telah naik 22,32%, dari Rp84.200 per saham menjadi Rp103.000 per saham. (konrad)
