STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba bersih Rp194,69 miliar pada kuartal III 2025. Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, PP Presisi membukukan pendapatan bersih Rp2,77 triliun, naik 1,8% dari Rp2,72 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Laba kotor juga meningkat 14% menjadi Rp577,96 miliar dari Rp507,11 miliar.
Direktur Keuangan & Human Capital Management Mohammad Arif Iswahyudi PPRE mengatakan kinerja positif Perseroan didukung oleh stabilnya jasa pertambangan dan konstruksi sepanjang tahun. “PP Presisi berkomitmen meningkatkan efisiensi dan produktivitas melalui optimalisasi sumber daya, penerapan teknologi, serta tata kelola perusahaan,” ujarnya, dalam Public Expose yang digelar Kamis (30/10/2025), di Wisma Subiyanto, Plaza PP, Jakarta Timur.
Acara tersebut dihadiri Direktur Utama Rizki Dianugrah, Direktur Operasi Yovi Hendra, dan Direktur Keuangan & Human Capital Management Mohammad Arif Iswahyudi.
Pertumbuhan PPRE mencerminkan keberhasilan perusahaan menjaga efisiensi operasional dan mengendalikan beban usaha di tengah kondisi pasar yang menantang.
Dari sisi struktur keuangan, total aset konsolidasian per 30 September 2025 mencapai Rp7,94 triliun, naik 3,8% dari Rp7,65 triliun pada akhir 2024. Aset lancar mendominasi sebesar Rp5,89 triliun, sementara aset tidak lancar tercatat Rp2,05 triliun.
Total liabilitas PPRE mencapai Rp4,27 triliun, sedangkan ekuitas naik 5,2% menjadi Rp3,67 triliun dari Rp3,49 triliun di akhir tahun lalu. Kondisi ini menandakan perusahaan tetap mampu menjaga likuiditas dan solvabilitas di tengah dinamika industri konstruksi dan pertambangan nasional.
Sekretaris Perusahaan PPRE, Hera Septi Astuti, menyampaikan hasil keuangan ini mencerminkan ketangguhan Perseroan menghadapi perubahan pasar dan tantangan ekonomi sepanjang 2025.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PPRE, Rizki Dianugrah, menegaskan perusahaan akan melanjutkan fokus bisnis di sektor pertambangan dan konstruksi pada 2026. “Jadi terkait tahun 2026, kami tetap fokus menyesuaikan strategi perusahaan, yakni bisnis pertambangan dan konstruksi, sebagaimana yang telah dijelaskan di depan,” ujarnya.
Ia menargetkan kontrak baru tahun depan tumbuh minimal 10% dibandingkan realisasi tahun 2025. “Untuk rencana pertumbuhan kontrak baru, kami targetkan minimal tumbuh 10%, menyesuaikan realisasi tahun berjalan atau tahun 2025,” kata Rizki.
Rizki menambahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2026 telah dibahas dan akan disahkan oleh PT PP (Persero) Tbk sebagai holding serta Danantara. Ia juga menegaskan komitmen PPRE untuk terus memperkuat posisinya sebagai penyedia jasa pertambangan dan konstruksi terintegrasi yang adaptif terhadap dinamika industri nasional.
“Dengan fondasi operasional yang solid, strategi bisnis yang terarah dan komitmen kami terhadap efisiensi, keberlanjutan, serta tata kelola yang baik, Perseroan optimis dapat terus tumbuh secara berkelanjutan di tengah tantangan pasar yang dinamis,” tutur Rizki.
Ia menekankan keberhasilan PP Presisi tidak hanya diukur dari kinerja finansial, tetapi juga dari kontribusi sosial dan lingkungan. “Kami juga menyadari bahwa keberhasilan Perseroan tidak hanya diukur dari kinerja finansial, tetapi juga dari kontribusi sosial dan lingkungan yang kami hasilkan,” ujarnya.
Menurutnya, seluruh kegiatan operasional dijalankan dengan prinsip keselamatan kerja, tanggung jawab lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat sekitar. Rizki menegaskan, “Kedepannya, PT PP Presisi akan terus berupaya menghadirkan nilai tambah bagi para pemegang saham, mitra, dan seluruh pemangku kepentingan, sambil memastikan bahwa setiap langkah pembangunan yang kami lakukan tetap selaras dengan prinsip keberlanjutan dan kemajuan bersama.”
