JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan satu perusahaan besar dengan aset sekitar Rp3 triliun yang siap melakukan Initial Public Offering (IPO) pada November tahun ini. Perusahaan ini bergerak di sektor energi, tetapi identitasnya masih dirahasiakan.
Menurut Direktur Utama BEI, Iman Rachman, perusahaan ini merupakan salah satu dari tiga ‘light house company’ yang ditargetkan IPO tahun ini. Iman menjelaskan bahwa istilah ‘light house company’ merujuk pada perusahaan yang memiliki aset minimal Rp3 triliun dengan free float sebesar 20%. “Kita punya target tiga IPO light house company dengan aset Rp3 triliun, dan free float 20%,” ungkapnya, di Labuan Bajo, Kamis (31/10/2024).
Dua perusahaan ‘light house’ lainnya juga diperkirakan akan melantai pada bulan Desember 2024. Selain sektor energi, BEI membuka peluang bagi perusahaan dari berbagai sektor lainnya untuk melakukan IPO. “Semua sektor terbuka untuk IPO. Kami melakukan monitoring ketat untuk menjaga kualitas perusahaan yang akan masuk ke bursa,” tambahnya.
Di tahun ini, BEI menargetkan total 62 perusahaan untuk go public. Namun, hingga saat ini baru sekitar 36 perusahaan yang berhasil melantai. Meskipun belum mencapai target, BEI tetap mengutamakan kualitas. “IPO itu bukan sekadar angka. Kita mementingkan kualitas perusahaan yang benar-benar siap fundraising di pasar modal,” jelas Iman.
Dukungan dari Kementerian BUMN yang dipimpin Erick Thohir juga berperan penting dalam mendorong anak perusahaan BUMN untuk masuk ke bursa. “Pak Erick Thohir sangat mendukung pasar modal. Banyak anak perusahaan BUMN yang sudah dan akan IPO. Kami berharap makin banyak yang melantai di BEI,” ujarnya.
Iman berharap, salah satu anak perusahaan Pertamina di bidang shipping bisa IPO pada tahun depan. Selain itu, beberapa anak usaha PTPN juga diharapkan untuk melantai. BEI memastikan akan mendukung penuh proses ini.
“Kita akan terus mendukung perusahaan yang ingin IPO, baik BUMN maupun swasta, demi memperkuat pasar modal Indonesia sebagai alternatif pendanaan,” tutup Iman.