STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik bergerak beragam pada penutupan perdagangan hari Rabu sore (5/2/2025) waktu setempat. Sebagian besar indeks utama menguat meskipun masih ada kekhawatiran soal perang dagang AS-China.
Mengutip CNBC International, di Jepang, indeks Nikkei 225 naik tipis 0,09% menjadi 38.831,48. Indeks Topix juga menguat 0,27% dan ditutup di 2.745,41.
Korea Selatan mencatatkan kinerja positif. Indeks Kospi melesat 1,11% ke 2.509,27. Kosdaq, yang berisi saham berkapitalisasi kecil, naik lebih tinggi 1,54% ke 730,98. Data terbaru menunjukkan inflasi Korea Selatan pada Januari naik 0,7% dibanding bulan sebelumnya dan 2,2% secara tahunan. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan 1,97%.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 bertambah 0,51% dan ditutup di 8.416,90.
Namun, tidak semua pasar bergerak naik. Di China, indeks CSI 300 yang sempat menguat akhirnya berbalik turun 0,58% ke 3.795,08. PMI Jasa Caixin China turun dari 52,2 pada Desember menjadi 51,0 pada Januari. Angka ini menunjukkan perlambatan aktivitas sektor jasa.
Di Hong Kong, indeks Hang Seng juga melemah 0,97% menjelang penutupan perdagangan.
Di India, pasar saham bergerak campuran. Investor masih menanti keputusan kebijakan moneter pertama dari gubernur bank sentral yang baru. Indeks Nifty 50 stagnan, sedangkan BSE Sensex turun 0,22%.
Kenaikan di mayoritas pasar Asia terjadi setelah bursa Wall Street ditutup menguat. Investor tampaknya tidak terlalu khawatir dengan kebijakan tarif impor yang diterapkan pemerintahan Trump dan langkah balasan dari China.
Analis Morningstar, Kai Wang, menilai tarif China terhadap AS hanya berdampak kecil. “Tarif ini lebih bersifat simbolis karena hanya mempengaruhi 12% dari total impor AS,” ujarnya. Ia juga memperingatkan bahwa risiko perang dagang masih ada dan volatilitas pasar kemungkinan berlanjut selama beberapa tahun ke depan.