Jumat, September 26, 2025
28.1 C
Jakarta

Melesat 30,8%, BCA Syariah Cetak Laba Bersih Rp153,8 Miliar pada 2023

STOCKWATCH.ID (JAKART) – PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 30,8% menjadi Rp153,8 miliar pada 2023 ketimbang 117,6 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan laba anak usaha Bank Central Asia (BCA) ini antara lain ditopang oleh kenaikan pendapatan setelah bagi hasil sekitar 14,6% menjadi Rp634,7 miliar pada 2023, dibandingkan Rp553,7 miliar diperiode yang sama tahun 2022. Selain itu, profit Perseroan didukung oleh pendapatan berbasis komisi yang bertambah 28,5% Year on Year(YoY) dari Rp 30,5 miliar menjadi Rp 39,1 miliar.

Penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp9,0 triliun, tumbuh 18,8% dari sebelumnya Rp7,58 triliun, juga ikut menopang capaian laba bersih BCA Syariah. Pada saat yang sama, Perseroan berhasil menekan biaya provisi sehingga terjadi penurunan beban kerugian penurunan nilai aset dari Rp 232,3 miliar menjadi Rp 57,8 miliar.

“BCA Syariah meraih pertumbuhan positif di tahun 2023 untuk semua indikator kinerja perusahaan,” ujar Presiden Direktur BCA Syariah, Yuli Melati Suryaningrum, dalam keterangan pers di Jakarta (5/3/2024).

Direktur BCA Syariah Pranata, mengatakan pada 2023, total aset Perseroan mencapai Rp14,5 triliun, meningkat 14,2% dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan aset ini didukung dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp10,9 triliun, melejit 15,5% YoY.

Sejumlah rasio keuangan lainnya juga menunjukkan perfoma kuat BCA Syariah pada 2023. Return on Asset (ROA) dan Return of Equity (ROE) mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, berturut-turut mencapai sebesar 1,5% dan 5,2%. Kinerja yang baik juga ditopang oleh efisiensi operasional Bank, tercermin dari BOPO yang yang berada pada posisi 78,6% atau membaik dari posisi yang sama di tahun sebelumnya.

Strategi untuk mencapai pertumbuhan yang solid dan berkelanjutan di antaranya dilakukan dengan mempercepat pertumbuhan jumlah nasabah khususnya pada dana murah (Current Account Saving Account/CASA). Untuk mendukung hal tersebut, BCA Syariah mengakselerasi adopsi teknologi pada produk dan layanan yang dimiliki serta melakukan moderenisasi pada infrastruktur IT sehingga mampu menjaga komposisi CASA pada 38,1% dari total DPK mencapai Rp4,2 triliun.

“Kami meluncurkan fitur baru yaitu Pembukaan Rekening Online melalui BCA Syariah Mobile. Solusi ini merupakan wujud nyata dari upaya kami dalam mendengarkan kebutuhan masyarakat untuk mengkases

layanan BCA Syariah. Alhamdulillah, layanan ini disambut baik oleh masyarakat sehingga turut meningkatkan jumlah nasabah hingga 170,1%,” kata Pranata.

Fungsi Intermediasi Perbankan
Pranata menjelaskan, fungsi intermediasi BCA Syariah berjalan baik. Itu tercermin dari rasio penyaluran dana (FDR) yang meningkat, mencapai 82,3%.

Pembiayaan komersial mendominasi dengan 70,7% dari total pembiayaan sebesar Rp6,3 triliun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada pembiayaan konsumer, mencapai 95,3% YoY, atau sebesar Rp821 miliar, didukung oleh pengembangan fitur produk dan pemasaran yang massif.

“Peningkatan signifikan pada pembiayaan konsumer didukung oleh pengembangan fitur produk dan pemasaran yang semakin masif oleh jaringan cabang dan kolaborasi pemasaran dengan grup BCA,” terang Pranata.

Pembiayaan sektor UMKM mencapai 20,2% dari total pembiayaan, atau sebesar Rp1,8 triliun, tumbuh 5,0% secara tahunan. Kualitas pembiayaan yang terjaga rendah dan sehat tercermin dari NPF gross sebesar 1,04% dan nett 0,00%. Ini menunjukkan efektivitas penyaluran pembiayaan dengan prinsip kehati-hatian.

Pembiayaan Sektor Berkelanjutan
Yuli Melati Suryaningrum, Presiden Direktur BCA Syariah, menyatakan, Perseroan menerapkan praktik bisnis dan tata kelola yang menekankan prinsip keberlanjutan. Pada tahun 2023, BCA Syariah telah merumuskan kebijakan dan roadmap keuangan berkelanjutan sebagai panduan implementasi keuangan berkelanjutan yang terarah.

Sebanyak 30,1% dari total pembiayaan BCA Syariah disalurkan untuk sektor berkelanjutan. Ini menunjukkan komitmen Perseroan dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan masyarakat, keuntungan, dan lingkungan.

Pada Desember 2023, pembiayaan berkelanjutan di BCA Syariah mencapai Rp2,7 triliun, yang dialokasikan untuk 6 sektor Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KUB). Ini mencakup efisiensi energi sebesar Rp367,7 miliar, pembiayaan eco-efficient Rp315,4 miliar, pengelolaan sumber daya hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan sebesar Rp195,5 miliar, pencegahan dan pengendalian polusi Rp10,7 miliar, pengelolaan air dan air limbah berkelanjutan Rp2,5 miliar, serta sektor transportasi ramah lingkungan sebesar Rp2,3 miliar.

“Saya sangat bersyukur bahwa pada tahun 2023, BCA Syariah berhasil mengatasi tantangan ekonomi dengan pencapaian kinerja yang baik dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Di tahun 2024, kami akan tetap fokus pada peningkatan jumlah nasabah baik dalam pembiayaan maupun dana, dengan memperkuat infrastruktur TI, meningkatkan fitur layanan, dan memperkuat sinergi dengan para pemangku kepentingan,” jelas Yuli.

Artikel Terkait

Permodalan Nasional Madani (PNM) Terbitkan Sukuk Berwawasan Sosial Orange Rp1,02 Triliun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Permodalan Nasional Madani (PNMP) berencana...

Dirut BSI Beberkan Rencana Gunakan Dana Rp10 Triliun dari Pemerintah

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Pemerintah resmi menempatkan dana Rp200 triliun...

Tumbuh Double Digit, BSI Bukukan Laba Rp3,74 Triliun di Semester I 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru