STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Pada semester pertama 2023, Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mencatatkan peningkatan laba sebelum pajak (PBT) yang signifikan sebesar 179% menjadi Rp346 miliar dari Rp124 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan imbal hasil setelah distribusi bagi hasil (Net Finance Income) UUS meningkat 7,5%. Demikian pula dengan fee base income (FBI) atau pendapatan fee based, tumbuh sebesar 16,3%. Pendapatan operasional sebelum provisi tercatat membaik sebesar 5,2% menjadi Rp402 miliar dari Rp382 miliar tahun lalu. Pencadangan provis menurun seiring dengan langkah proaktif UUS dalam mengelola pencadangan selama beberapa tahun ke belakang yang berkontribusi kepada peningkatan PBT.
Sementara itu, total pembiayaan UUS Maybank Indonesia naik 1,8% menjadi Rp26,51 triliun dengan pertumbuhan utamanya pada segmen pembiayaan SME dan ritel. Aset UUS Bank juga meningkat 5,2% menjadi Rp43,29 triliun sehingga berkontribusi kepada total aset Bank (Bank saja) sebesar 28,2%. Ini merupakan porsi aset syariah tertinggi di Indonesia dibandingkan dengan tingkat rata-rata perbankan nasional yang mencapai sekitar 7%.
Bank senantiasa menerapkan strategi ‘Shariah First’ dan Leverage Model untuk memperluas jangkauan solusi Syariah. Strategi ini telah memberikan kontribusi yang signifikan pada bisnis Unit Usaha Syariah.
Total simpanan nasabah Unit Usaha Syariah menanjak 14,1% menjadi Rp36,03 triliun dari Rp31,58 triliun tahun lalu. Peningkatan juga terjadi pada CASA yang tumbuh 31,0% menjadi Rp15,60 triliun dari Rp11,91 triliun. Persentase pertumbuhan paling tinggi adalah giro dengan kenaikan sebesar 59,4%. Sedangkan tabungan naik 13,3%. Adapun deposito berjangka meningkat 3,8%, didorong oleh upaya inisiatif nasabah untuk meningkatkan nilai dananya melalui produk simpanan dengan imbal hasil yang lebih tinggi. Rasio CASA Unit Usaha Syariah meningkat 43,3% dibandingkan dengan 37,7% pada semester pertama 2022.
Rasio Non Performing Financing (NPF) tercatat membaik menjadi 2,6% (gross) dan 2,0% (net) pada Juni 2023 dari 2,9% (gross) dan 2,3% (net) pada Juni 2022.