Selasa, Oktober 28, 2025
30 C
Jakarta

Meski Laba BNI Turun Jadi Rp15,12 Triliun, Tapi Kredit Tetap Tumbuh ke Rp812,2 Triliun di Kuartal III 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI menutup kuartal III 2025 dengan laba bersih konsolidasi sebesar Rp15,12 triliun. Angka ini turun sekitar 7,2% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp16,3 triliun. Meski laba menurun, manajemen menegaskan kinerja keuangan BNI tetap solid di tengah tantangan ekonomi global.

Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan penguatan kualitas portofolio dan efisiensi pendanaan membuat perseroan tetap tangguh menghadapi volatilitas pasar. “Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan BNI untuk tetap adaptif dalam menghadapi tantangan, sambil terus mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (24/10/2025).

BNI mencatat rasio permodalan yang kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 21,1%. Likuiditas juga berada pada level aman dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 86,9%, Liquidity Coverage Ratio (LCR) 167,4%, dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) 142,1%.

Kualitas aset BNI tetap terjaga. Rasio kredit bermasalah (NPL gross) berada di 2%, sedangkan Loan at Risk (LAR) membaik ke level 10,4%. Hal ini menunjukkan keberhasilan BNI menjaga kualitas aset melalui manajemen risiko yang disiplin.

Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena menyebut total penyaluran kredit tumbuh 10,5% menjadi Rp812,2 triliun hingga akhir September 2025. “Pertumbuhan kredit BNI kini lebih seimbang di seluruh segmen, baik korporasi, menengah, maupun UMKM. Hal ini menunjukkan efektivitas strategi pembiayaan kami dalam menjaga kualitas aset sekaligus mendorong pertumbuhan sektor produktif,” kata Paolo.

Kredit korporasi naik 12,4% menjadi Rp450,7 triliun, kredit menengah tumbuh 14,3%, dan kredit UMKM non-KUR meningkat 13,9% menjadi Rp46,3 triliun. Segmen konsumer juga mencatat pertumbuhan 9,6% menjadi Rp150,2 triliun, didorong oleh pembiayaan KPR, personal loan, dan kartu kredit.

BNI mencatat cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar Rp34,7 triliun dengan rasio cakupan terhadap kredit bermasalah mencapai 222,7%. “Kami terus memperkuat kualitas portofolio kredit dan menerapkan risk-based provisioning untuk memastikan ketahanan jangka panjang,” tambah Paolo.

Direktur Treasury & International Banking BNI Abu Santosa Sudradjat menjelaskan strategi digital transaction banking mendorong pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga 21,4% menjadi Rp934,3 triliun. CASA naik 13,3% menjadi Rp613,4 triliun. “Porsi dana murah ini memperkuat struktur pendanaan dan menekan biaya dana (cost of fund), menjaga profitabilitas tetap sehat,” ujar Abu.

Pendapatan berbasis komisi (fee-based income) tumbuh 11% dan berkontribusi 30% dari total pendapatan non-bunga. Pertumbuhan ini didorong oleh kanal digital, termasuk aplikasi wondr by BNI yang mencatat 10,5 juta pengguna per September 2025, naik dari 2,8 juta tahun lalu. Nilai transaksi aplikasi tersebut mencapai Rp783 triliun dengan total 866 juta transaksi.

BNIdirect untuk segmen korporasi juga menunjukkan pertumbuhan kuat dengan nilai transaksi Rp8.080 triliun, naik 26,7% secara tahunan, serta volume transaksi meningkat 14,8% menjadi 1.061 juta. “Strategi digital transaction banking yang agresif mendorong pertumbuhan CASA yang lebih sustain dan fee income yang konsisten. Kami melihat ini sebagai awal dari fase pemulihan biaya dana yang lebih sehat dan berkelanjutan,” jelas Abu.

BNI juga memperkuat komitmen pada keuangan berkelanjutan melalui penerbitan Sustainability Bond untuk mendanai proyek ramah lingkungan dan sosial. Direktur Risk Management BNI David Pirzada mengatakan, “Seluruh dana hasil penerbitan Sustainability Bond dialokasikan untuk proyek-proyek hijau yang memenuhi kriteria lingkungan. Kami ingin memastikan pembiayaan tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan.”

Hingga akhir September 2025, portofolio berkelanjutan BNI mencapai Rp192,4 triliun atau 24% dari total kredit. David menegaskan, “BNI akan terus memperkuat fundamental bisnis, memperluas ekosistem digital, dan menjadi motor penggerak keuangan berkelanjutan di Indonesia.”

- Advertisement -

Artikel Terkait

Dukung Program 3 Juta Rumah Presiden Prabowo, BNI Salurkan Rp17 Triliun KPR Subsidi

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk...

Kontribusi Event Organizer 81%, Dyandra Media (DYAN) Raih Pendapatan Rp947,8 Miliar di Kuartal III 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Dyandra Media International Tbk (DYAN)...

Kinerja Impresif, Pendapatan dan Laba Jasa Armada (IPCM) Kompak Tumbuh

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru