STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Meski turun tipis, harga emas dunia tetap stabil di atas level kunci US$2.400 per ons pada penutupan perdagangan Jumat (12/7/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (13/7/2024) WIB. Emas menuju kenaikan mingguan ketiga berturut-turut karena investor semakin yakin bahwa Federal Reserve AS akan segera menurunkan suku bunga.
Mengutip CNBC International, harga emas spot turun sedikit 0,1% menjadi US$2.411,58 per ons pada pukul 16.35 waktu ET. Meski demikian, emas naik hampir 1% sepanjang minggu ini. Kontrak berjangka emas AS turun 0,2% menjadi US$2.416,70.
Harga emas sempat mencapai level tertinggi sejak 22 Mei pada hari Kamis setelah penurunan tak terduga dalam harga konsumen AS. Data ini memperkuat pandangan bahwa tren deflasi telah berlanjut dan meningkatkan harapan akan pemotongan suku bunga oleh Fed.
“Kami melihat tekanan pengambilan untung, koreksi rutin setelah kenaikan solid. Laporan indeks harga produsen hari ini lebih panas dari yang diharapkan dan menambah tekanan jual,” kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals.
“Namun, jika dilihat dari reaksi pasar saham dan obligasi, angka PPI hari ini tidak terlalu mengurangi laporan inflasi yang lebih dingin pada hari Kamis. Jadi, peluang untuk pemotongan suku bunga tahun ini sangat tinggi, kemungkinan pada September,” tambah Wyckoff.
Harga produsen AS meningkat moderat pada bulan Juni, semakin menegaskan bahwa inflasi telah melanjutkan tren menurunnya dan memperkuat kasus untuk pemotongan suku bunga pada September.
Menurut alat CME FedWatch, pasar memperkirakan ada 96% kemungkinan suku bunga akan dipangkas pada bulan September. Penurunan suku bunga ini dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk memegang emas yang tidak memberikan hasil bunga.
