STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham empat emiten. Keempat saham itu adalah PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS), PT DCI Indonesia Tbk (DCII), PT Era Mandiri Cemerlang Tbk (IKAN), dan PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET).
Menurut Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma Ari A, langkah ini dilakukan sebagai cooling down. Ini karena harga saham keempat emiten tersebut melonjak signifikan dalam waktu singkat.
“Penghentian sementara perdagangan saham dilakukan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan setiap keputusan investasinya,” kata Pande. Dalam pengumuman resmi dikutip Selasa (25/2/2025).
Suspensi saham BESS, DCII, dan IKAN berlaku mulai sesi pertama perdagangan saham hari ini, Selasa 25 Februari 2025 di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Sementara itu, saham INET dan waran seri I-nya, INET-W, dihentikan perdagangannya di seluruh pasar hingga pengumuman lebih lanjut dari BEI.
BEI mengimbau investor untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh masing-masing emiten. Keputusan ini diharapkan dapat memberikan waktu bagi pelaku pasar untuk menganalisis kondisi fundamental emiten sebelum kembali melakukan transaksi. Investor yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut bisa mengakses pengumuman resmi melalui website www.idx.co.id.
Saham BESS melesat pada perdagangan Senin (24/2/2025). Harga sahamnya naik 155 poin atau 24,60% ke level Rp785 per lembar. Saham ini dibuka di Rp630, sempat menyentuh level terendah Rp630, lalu menanjak ke level tertinggi Rp785. Kapitalisasi pasar emiten ini mencapai Rp2,70 triliun dengan rasio harga terhadap laba (P/E ratio) sebesar 63,32. Dalam setahun terakhir, sahamnya bergerak di kisaran Rp140 hingga Rp785 per lembar.
Saham DCII juga mengalami lonjakan signifikan. Harga sahamnya naik 16.125 poin atau 19,99% ke level Rp96.775 per lembar. Saham DCII dibuka di Rp83.050 dan sempat menyentuh level terendah di harga yang sama sebelum akhirnya mencapai titik tertinggi Rp96.775. Kapitalisasi pasar DCII kini mencapai Rp230,69 triliun dengan rasio harga terhadap laba (P/E ratio) 388,83. Sepanjang setahun terakhir, saham ini bergerak di rentang Rp34.500 hingga Rp96.775.
IKAN juga mencatatkan kenaikan harga saham. Pada perdagangan Senin (24/2/2025), saham emiten ini naik 8 poin atau 9,09% ke level Rp96 per lembar. Sepanjang hari, sahamnya bergerak stabil di Rp96 tanpa perubahan signifikan. Kapitalisasi pasar perusahaan kini mencapai Rp80 triliun dengan rasio price-to-earnings (P/E) 112,61. Dalam setahun terakhir, saham ini menyentuh level tertinggi Rp96 dan terendah Rp13.
Sementara itu, INET melonjak 34,48% pada perdagangan yang sama. Saham INET ditutup di level Rp156 per lembar, naik 40 poin dari harga pembukaan Rp117. Sepanjang sesi, saham ini bergerak di kisaran Rp117 hingga Rp156. Kapitalisasi pasar INET kini mencapai Rp1,17 triliun. Dalam setahun terakhir, saham ini menyentuh level tertinggi Rp156 dan terendah Rp50. Rasio price-to-earnings (P/E) tercatat 1.140,10.