Rabu, November 12, 2025
31.1 C
Jakarta

Nikkei Catat Rekor Baru, Bursa Asia Bergerak Bervariasi Usai The Fed Pangkas Bunga

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik bergerak bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (18/9/2025) waktu setempat setelah Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya sesuai perkiraan pasar.

Mengutip CNBC International, indeks Nikkei 225 Jepang melesat 1,15% dan menutup perdagangan di level tertinggi baru 45.303,43. Kenaikan dipimpin saham sektor properti dan teknologi. Resonac Holdings melonjak lebih dari 11%, Sumco Corp naik 7,39%, dan Mitsui Mining & Smelting menguat lebih dari 5%.

Saham chip Asia juga ikut terkerek setelah laporan yang menyebut China melarang chip kecerdasan buatan Nvidia. SK Hynix naik 5,85%, TSMC menguat 1,58%, Samsung Electronics bertambah 2,94%, Advantest melompat 4,95%, dan Tokyo Electron naik 4,97%.

Bank of Japan membuka pertemuan kebijakan dua harinya. Sebagian besar ekonom memperkirakan bank sentral akan menahan suku bunga. HSBC dalam laporannya menulis, “Pejabat Bank of Japan sedang mencari tanda-tanda ketahanan ekonomi, dan kami percaya data PDB kuartal II yang melampaui ekspektasi pasar sudah memberikan hal itu.” HSBC juga memperkirakan ada peluang kenaikan bunga 25 basis poin pada Oktober yang akan membawa suku bunga ke 0,75%.

Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 1,40% ke 3.461,3. Di sisi lain, bursa Australia melemah. Indeks S&P/ASX 200 turun 0,83% ke 8.745,2. Tekanan datang dari saham Santos yang anjlok lebih dari 11% ke A$6,78 setelah konsorsium yang dipimpin Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) membatalkan akuisisi senilai US$18,7 miliar akibat sengketa harga dan syarat.

Hong Kong juga merosot. Indeks Hang Seng turun 1,31%, sementara indeks CSI 300 di China daratan kehilangan 1,16% ke 4.498,11. Indeks Shanghai juga melemah 1,15% ke 3.831,65.

Dari India, indeks Nifty 50 ditutup naik 0,37% ke 25.423,6.

Pasar Asia bergerak mengikuti arah The Fed yang sehari sebelumnya memangkas bunga acuan 25 basis poin. Ketua The Fed Jerome Powell menyebut langkah itu sebagai “risk management cut” dan bukan tanda ekonomi sedang melemah. Bank sentral AS juga memberi sinyal bisa ada dua kali pemangkasan lagi tahun ini, satu kali di 2026, sekali lagi pada 2027, dan tidak ada pemangkasan di 2028.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Dow Cetak Rekor Baru, Nasdaq Justru Tergelincir Tertekan Aksi Jual Saham Teknologi

STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Wall Street ditutup...

Bursa Eropa Ditutup Menguat, Saham Swiss Melonjak di Tengah Harapan Pemangkasan Tarif AS

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa berakhir di zona...

Bursa Saham Asia Tutup Bervariasi, Sony Untung Besar dan Xpeng Terbang 17%

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik berakhir bervariasi pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru