STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Karbon telah menunjukkan perkembangan yang positif sejak diluncurkan pada 26 September 2023. Hingga 29 Februari 2024, sebanyak 50 pengguna jasa telah mendapatkan izin, dengan total volume mencapai 501.910 ton CO2e dan nilai akumulasi sebesar Rp31,36 miliar.
“Ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki Bursa Karbon untuk menggerakkan pasar dalam upaya pengendalian perubahan iklim,” ujar Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, di Jakarta, Senin (4/3/2024).
Dari total volume tersebut, sebanyak 31,39% diperdagangkan di Pasar Reguler, 9,69% di Pasar Negosiasi, dan 58,92% di Pasar Lelang. Data ini menunjukkan diversifikasi aktivitas perdagangan di Bursa Karbon.
Ke depan, potensi Bursa Karbon masih sangat besar mengingat terdapat 3.453 pendaftar yang tercatat di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit karbon yang ditawarkan.
Dengan dukungan dan partisipasi lebih lanjut dari pelaku pasar dan pemerintah, Bursa Karbon diharapkan dapat terus berkembang dan berkontribusi secara signifikan dalam upaya mitigasi perubahan iklim di Indonesia.