STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Pasar saham Indonesia menunjukkan performa yang semakin solid di tengah gejolak global. Pada kuartal II 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 6,41% secara kuartalan dan ditutup di level 6.927,68 per 30 Juni 2025.
Nilai kapitalisasi pasar juga meningkat hingga mencapai Rp12.178 triliun. Meski demikian, secara year-to-date (ytd), IHSG masih mencatat pelemahan sebesar 2,15%.
Tekanan global masih terasa dari sisi arus modal asing. Investor nonresiden membukukan net sell sebesar Rp23,65 triliun selama kuartal II 2025. Jika dihitung sejak awal tahun, net sell mencapai Rp59,33 triliun.
Namun memasuki Juli 2025, arah pasar mulai membaik. Per 25 Juli 2025, IHSG naik ke level 7.543,50 dengan kinerja ytd berbalik menguat 6,55%. Sementara itu, pada penutupan perdagangan Senin (28/7/2025), IHSG berakhir di level 7.614,768, menguat 71,265 poin atau naik 0,94% dari penutupan Jumat (25/7/2025) di posisi 7.543,503. IHSG hari ini sempat naik ke level tertinggi harian di 7.669,446.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan kondisi pasar saham ini dalam siaran pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (28/7/2025).
Menurutnya, pasar modal Indonesia juga tetap atraktif bagi penghimpunan dana. “Penghimpunan dana di pasar modal pada triwulan II 2025 masih dalam tren yang positif, tercatat nilai Penawaran Umum mencapai Rp142,62 triliun, di mana Rp8,49 triliun di antaranya merupakan fundraising dari 16 emiten baru,” ujar Mahendra.
Selain itu, masih ada 13 pipeline Penawaran Umum dengan nilai indikatif Rp9,80 triliun yang siap masuk bursa dalam waktu dekat.
KSSK juga menyoroti perkembangan Bursa Karbon. Sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 30 Juni 2025, telah tercatat 112 pengguna jasa yang mendapat izin dengan total volume 1.599.322 tCO2e dan akumulasi nilai transaksi mencapai Rp77,95 miliar.
OJK menyatakan terus memantau ketat dinamika eksternal, terutama tensi perdagangan dan geopolitik global. Langkah ini dilakukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan nasional di tengah potensi lonjakan volatilitas di pasar dan tekanan pada sektor riil.
Mahendra menyebut, “OJK terus mencermati perkembangan pasar saham domestik serta mengambil langkah-langkah kebijakan yang diperlukan guna menjaga stabilitas sistem keuangan.”
Terkait tercapainya kesepakatan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat, KSSK menyambut positif kerja sama tersebut. Menurut Mahendra, perjanjian itu memberikan kepastian hubungan ekonomi kedua negara sekaligus membuka peluang lebih besar bagi industri Indonesia.
“OJK siap mendukung penuh kebijakan dan memfasilitasi yang diberikan Pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri yang terkait dalam merealisasikan peluang-peluang yang ada,” ujarnya.
Rapat berkala KSSK III tahun 2025 ini dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, dan Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa. Rapat digelar Jumat, 25 Juli 2025.