STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Selasa sore (10/6/2025) waktu setempat. Pelaku pasar masih menunggu hasil lanjutan dari pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan China yang dijadwalkan berlanjut untuk hari kedua.
Mengutip CNBC International, pada hari Senin, pejabat tinggi dari kedua negara bertemu di London. Delegasi AS dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer. Sementara dari pihak China, pertemuan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng.
Namun, belum ada rincian konkret yang diumumkan ke publik. Hal ini membuat pelaku pasar memilih berhati-hati.
Christian Floro, ahli strategi pasar di Principal Asset Management, menilai ketidakpastian masih akan membayangi. “Kondisi pasar akan tetap tidak menentu ke depan, mengingat kebijakan dagang yang terus berubah,” ujarnya dalam catatan Selasa.
Ia menyarankan agar investor mulai melirik saham-saham yang sebelumnya terabaikan, terutama yang berbasis nilai dan pasar internasional. Sektor-sektor domestik seperti utilitas, properti, dan keuangan menurutnya juga menarik karena relatif tidak terlalu sensitif terhadap gejolak perdagangan.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik tipis 0,32% dan ditutup di 38.211,51. Sementara indeks Topix stagnan di posisi 2.786,24.
Pasar Korea Selatan melanjutkan tren positif. Indeks Kospi naik 0,56% ke 2.871,85 dan Kosdaq melonjak 0,91% ke 771,20.
Sebaliknya, indeks CSI 300 di China daratan melemah 0,51% menjadi 3.865,47. Hang Seng di Hong Kong cenderung datar di level 24.162,87.
Di India, indeks Nifty 50 mencatat kenaikan 0,15%, sedangkan indeks BSE Sensex nyaris tidak berubah hingga siang hari waktu setempat.
Pasar Australia mencuri perhatian setelah indeks S&P/ASX 200 naik 0,84% ke posisi tertinggi sepanjang masa di 8.587,20.
Indeks CNBC 100 Asia juga menguat 0,39% menjadi 11.036,41, menunjukkan sentimen positif di sejumlah wilayah Asia.