Minggu, Agustus 10, 2025
27.7 C
Jakarta

Pasar Keuangan Memanas Usai Trump Menang Pemilu AS, Mirae Asset: Prioritas Kini Stabilitas

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai kemenangan Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat (AS) memicu ketidakpastian global, khususnya pada kebijakan perdagangan dan perpajakan. Menurut Rizkia Darmawan, Analis Research Mirae Asset, sentimen penghindaran risiko atau risk-off langsung melanda pasar keuangan global.

“Pasar keuangan bergejolak, dan ini berdampak besar pada arah kebijakan di Indonesia, baik di sektor moneter maupun fiskal,” ujar Darma dalam Media Day di Jakarta, 12 November 2024. Meskipun demikian, menurutnya, ekonomi Indonesia masih menunjukkan stabilitas meski berada di rezim suku bunga tinggi.

Pasca kemenangan Trump, IHSG mengalami penurunan signifikan selama dua hari berturut-turut, masing-masing 1,4% dan 1,9%, dengan total koreksi 3,3%. Investor asing juga mencatatkan aksi jual bersih selama empat hari berturut-turut, mencapai Rp6,5 triliun. Situasi ini mirip dengan respons pasar pada kemenangan Trump di 2016 yang membuat IHSG terkoreksi 7,3% dalam seminggu.

Darma juga menyoroti kebijakan Trump terkait tarif tinggi dan rencana deportasi besar-besaran yang berpotensi meningkatkan inflasi. Hal ini bisa menghambat ruang bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya pada 2025. “Kemungkinan besar suku bunga akan tetap ketat,” ujarnya, sambil menekankan pentingnya strategi investasi menghadapi ketidakpastian ini.

Pada acara bertajuk “Market Pulse 2024: U.S. Election, Commodities, and Mutual Fund Growth Opportunities,” Darma menjelaskan bahwa daya beli masyarakat Indonesia yang kuat tetap menjadi andalan. Jika aliran dana asing berkurang, pasar Indonesia akan mendapat keuntungan.

Darma juga mengulas kondisi pasar komoditas yang dipengaruhi sentimen global. Ia memprediksi fluktuasi harga komoditas akan meningkat pada kuartal IV 2024. “Fluktuasi ini bisa dimanfaatkan pelaku pasar untuk transaksi jangka pendek,” katanya, menambahkan bahwa sektor energi dan logam dasar terkena dampak dari penurunan harga komoditas global, terutama harga minyak mentah dan bahan kimia.

Logam dasar seperti nikel dan tembaga, yang banyak digunakan dalam industri baterai kendaraan listrik, masih menunjukkan potensi positif. Permintaan tinggi di sektor ini diperkirakan akan menopang pertumbuhan sektor logam di Asia Tenggara.

Pada kesempatan yang sama, Francisca Gerungan, Head of Fund Services Mirae Asset, menegaskan pentingnya fitur switching atau peralihan antar reksa dana untuk menghadapi ketidakpastian pasar. “Investor dapat memanfaatkan fitur baru NAVI untuk pembebasan biaya peralihan antar produk reksa dana hingga akhir 2024,” ujarnya.

Menjelang akhir tahun, Mirae Asset juga menggelar program “Berlian” atau “Berlimpah Hadiah NAVI” untuk mengapresiasi nasabah setia. Program ini bertujuan meningkatkan literasi keuangan dan memberikan hadiah langsung, termasuk dua iPhone 16 Pro bagi nasabah yang memenuhi syarat pembelian reksa dana melalui NAVI. Program ini berlaku dari 1 November hingga akhir tahun 2024.

Artikel Terkait

Dana Rights Issue di BEI Capai Rp16,62 Triliun, Ini 4 Perusahaan yang Masih Dalam Pipeline

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perkembangan...

Pipeline EBUS BEI Makin Ramai, 9 Emisi Baru Siap Terbit dari Financials, Energy, hingga Properti

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat perkembangan...

7 Perusahaan Antre IPO di BEI, Sektor Basic Materials dan Industrials Mendominasi

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkap perkembangan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru