STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sukses mencatatkan pendapatan sebesar Rp20,45 triliun sepanjang Semester I 2025. Angka ini naik 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp19,64 triliun.
Kinerja solid ini diraih di tengah tekanan harga batu bara global yang cukup tajam. PTBA mampu menjaga produksi dan penjualan tetap tumbuh.
Volume produksi batu bara mencapai 21,73 juta ton. Angka ini naik 16% dibandingkan Semester I 2024 yang sebesar 18,76 juta ton.
Penjualan juga ikut meningkat menjadi 21,62 juta ton, naik 8% dari 20,05 juta ton di periode yang sama tahun lalu.
Penjualan batu bara PTBA terdiri dari 54% untuk pasar domestik dan 46% untuk ekspor. Meski ada penurunan permintaan dari pasar utama seperti Tiongkok, PTBA tetap memperluas pasar ke Bangladesh, India, Vietnam, Filipina, dan Thailand.
Volume angkutan batu bara juga naik 9% menjadi 19,27 juta ton dari sebelumnya 17,70 juta ton. Peningkatan ini didukung optimalisasi rantai pasok dan efisiensi logistik.
PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp833,05 miliar. EBITDA mencapai Rp2,20 triliun. Total aset naik menjadi Rp42,68 triliun per 30 Juni 2025, dari sebelumnya Rp41,79 triliun.
Namun, tekanan datang dari penurunan harga batu bara global. Indeks ICI-3 turun 14% dari US$75,89 menjadi US$65,15 per ton. Sementara indeks Newcastle anjlok 22% dari US$130,66 menjadi US$102,51 per ton.
Menghadapi kondisi tersebut, PTBA menerapkan strategi pemasaran yang adaptif, diversifikasi pasar, serta pengelolaan portofolio pelanggan yang beragam. Harga jual rata-rata PTBA turun 4% menjadi Rp930 ribu per ton. Selain itu, biaya operasional juga naik karena harga BBM meningkat 7% menjadi rata-rata Rp14.666 per liter. Konsumsi BBM ikut naik karena volume produksi dan jarak angkut yang lebih tinggi.
“PTBA secara konsisten melakukan penguatan operasional. Kendati kondisi pasar global cukup menantang, Perseroan tetap mencatatkan pertumbuhan kinerja,” ujar Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra, dalam keterangan resmi dikutip Jumat (1/8/2025).
Niko juga menegaskan PTBA akan terus mendorong efisiensi biaya, meningkatkan kinerja aset, dan memperluas portofolio usaha yang berkelanjutan.
PTBA juga melanjutkan komitmennya terhadap energi baru terbarukan. Pada 17 Juni 2025, anak usaha PT Bukit Energi Investama (BEI) resmi mengoperasikan PLTS Timah Industri berkapasitas 303,1 kWp di Kawasan Industri Cilegon.
Proyek ini hasil kerja sama antara BEI, PT Krakatau Chandra Energy, dan PT Timah Industri. Total kapasitas PLTS PTBA kini mencapai 1 megawatt-peak (MWp).
Langkah ini menjadi bagian dari target PTBA dalam mendukung transisi energi dan mewujudkan Net Zero Emission 2060.
Tak hanya dari sisi operasional, PTBA juga meraih pengakuan tata kelola perusahaan. Pada ajang ASEAN Corporate Governance Conference & Awards 2025 di Kuala Lumpur, PTBA mendapat predikat ASEAN Asset Class Public Listed Company.
“Dengan kinerja Semester I yang positif, PTBA optimistis menghadapi paruh kedua 2025 melalui strategi berkelanjutan yang berfokus pada efisiensi, ekspansi pasar, dan tata kelola unggul,” tutup Niko.