STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan Selasa (16/12/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (17/12/2025) WIB. Kenaikan ini dipicu oleh laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan peningkatan tingkat pengangguran bulan lalu. Kondisi ini memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS.
Mengutip CNBC International, harga emas spot tercatat naik 0,2% ke level US$4.310,21 per ons. Di sisi lain, pergerakan emas berjangka Amerika Serikat justru berbeda arah. Emas berjangka AS ditutup melemah tipis 0,1% di posisi US$4.332,3 per ons.
Indeks dolar AS jatuh ke level terendah dalam dua bulan. Pelemahan dolar membuat emas yang dihargai dengan greenback menjadi lebih terjangkau bagi pembeli luar negeri. Imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 10 tahun juga bergerak lebih rendah.
Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior RJO Futures, memberikan pandangannya terkait situasi ini.
“(Data) ini memberi The Fed lebih banyak alasan untuk memangkas suku bunga dan jika mereka memangkas suku bunga, itu bullish untuk emas … begitulah pasar menafsirkannya saat ini,” ujar Haberkorn.
Pertumbuhan lapangan kerja AS memang rebound pada November. Namun, tingkat pengangguran tercatat sebesar 4,6%. Angka ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan perdagangan agresif Presiden Donald Trump.
Angka pengangguran tersebut lebih tinggi dari prediksi pasar. Survei ekonom Reuters sebelumnya memperkirakan tingkat pengangguran berada di angka 4,4%.
Pekan lalu, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) telah mengumumkan pemangkasan suku bunga sebesar seperempat poin. Komentar Ketua The Fed Jerome Powell dianggap tidak terlalu ketat atau hawkish dari perkiraan.
Pasar berjangka AS masih memperkirakan dua kali pemangkasan masing-masing sebesar 25 basis poin pada tahun 2026. Emas yang tidak memberikan imbal hasil bunga cenderung unggul dalam lingkungan suku bunga rendah.
Investor kini menantikan data ekonomi selanjutnya. Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan November akan dirilis pada Kamis. Sementara itu, indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) dijadwalkan keluar pada Jumat.
Alex Ebkarian, Chief Operating Officer (COO) Allegiance Gold, menyampaikan proyeksi pergerakan harga logam mulia ke depan. Ia menilai emas berpeluang menguat jika mampu menutup perdagangan tahun 2025 di atas US$4.400 per ons. Dalam skenario tersebut, harga emas diperkirakan bergerak di kisaran US$4.859 hingga US$5.590 per ons pada 2026. Ia juga melihat potensi kenaikan pada perak, yang diproyeksikan bisa kembali menguji level US$50 per ons pada tahun depan.
Di pasar logam mulia lainnya, harga perak spot justru melemah. Perak turun 0,3% ke level US$63,75 per ons. Posisi ini menjauh dari rekor tertinggi sepanjang masa di US$64,65 per ons yang tercapai pada Jumat lalu.
Sementara itu, platinum melonjak 4% ke level US$1.854,95 per ons. Capaian ini menjadi yang tertinggi sejak September 2011. Paladium juga mencatat kenaikan signifikan. Harganya naik 2,5% ke US$1.606,41 per ons dan menyentuh level tertinggi dalam dua bulan.
“Logam golongan platinum sedang naik daun karena pasokan mengetat dan permintaan meluas,” catat Ebkarian.
