Kamis, Maret 20, 2025
26.9 C
Jakarta

Harga Minyak Anjlok Gara-Gara Tarif Trump dan Ekspor Irak

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia anjlok sekitar sekitar 1% pada penutupan perdagangan Jumat (28/2/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (1/3/2025) WIB. Ini menjadi penurunan bulanan pertama sejak November. Pasar tertekan setelah Washington memastikan tarif baru akan segera berlaku, ditambah keputusan Irak untuk melanjutkan ekspor minyak dari wilayah Kurdistan.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun 86 sen atau 1,16% menjadi US$73,18 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 59 sen atau 0,84% mencapai US$69,76 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Pemerintah Irak mengumumkan rencana ekspor minyak dari wilayah semi-otonom Kurdistan melalui jalur pipa Irak-Turki. Dalam pernyataan resminya, Kementerian Minyak Irak menyebut akan mengekspor 185.000 barel per hari melalui perusahaan pemasaran minyak negara, SOMO, dengan jumlah yang akan meningkat secara bertahap.

Namun, delapan perusahaan minyak internasional yang beroperasi di Kurdistan menolak untuk kembali mengekspor pada Jumat. Mereka menyatakan belum ada kejelasan terkait perjanjian komersial dan jaminan pembayaran untuk ekspor masa lalu maupun mendatang.

“Dimulainya kembali ekspor menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Irak akan mematuhi kewajiban OPEC+,” kata Harry Tchilinguirian, kepala riset Onyx Capital Group. “Jika OPEC+ menunda pengembalian pemotongan sukarela sebesar 120.000 barel per hari mulai April, maka peningkatan produksi Irak akan melampaui batas itu,” tambahnya.

Organisasi OPEC+ masih mempertimbangkan apakah akan menaikkan produksi minyak sesuai rencana pada April atau menundanya. Delapan sumber OPEC+ menyebutkan bahwa para anggota masih kesulitan membaca situasi pasokan global.

Analis senior Price Futures Group, Phil Flynn, mengatakan keputusan ini dapat mengubah pola pergerakan harga minyak. “Saat ini harga minyak masih bergerak dalam rentang tertentu, tapi jika ada penundaan, maka harga bisa menembus ke atas,” tulisnya dalam riset. Ia juga menambahkan bahwa harga minyak, bensin, dan solar cenderung naik menjelang Paskah.

Di sisi lain, kebijakan tarif yang diumumkan Presiden AS Donald Trump turut memperburuk sentimen pasar. Trump menegaskan bahwa tarif 25% untuk barang dari Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku pada 4 Maret. Selain itu, bea masuk tambahan 10% juga akan dikenakan pada produk asal China.

“Pedagang sedang mengurangi risiko di tengah volatilitas tinggi akibat Trump yang meningkatkan perang tarif. Ini meningkatkan kekhawatiran tentang permintaan minyak global,” ujar Ole Hansen, kepala strategi komoditas Saxo Bank.

Perang tarif dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global, meningkatkan inflasi, dan pada akhirnya menekan permintaan minyak mentah. Hasil survei Reuters memperkirakan harga Brent akan rata-rata di US$74,63 per barel pada 2025, sementara minyak AS diperkirakan mencapai US$70,66 per barel.

Meski begitu, harga minyak sempat naik lebih dari 2% pada Kamis setelah Trump mencabut izin operasi Chevron di Venezuela, yang kembali memicu kekhawatiran pasokan global.

Artikel Terkait

Harga Emas Menguat! The Fed Tahan Suku Bunga dan Isyaratkan Dua Pemangkasan di 2025

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali naik pada penutupan...

Harga Minyak Stabil! The Fed Sebut Ketidakpastian Ekonomi Meningkat

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia stabil pada...

Emas Cetak Rekor Baru! Ketegangan di Gaza dan Tarif Trump Jadi Pemicu!

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali mencetak rekor baru...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini