STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) akan memperoleh pinjaman maksimal Rp1,25 triliun dari PT Sarana Agro Investama (SAI), pemegang saham pengendali Perseroan dengan kepemilikan saham mencapai 92,50% . Pinjaman tanpa bunga dan jaminan ini akan dicairkan secara bertahan oleh SAI.
Berdasarkan prospektus tambahan rencana pinjaman yang disampaikan, Senin (18/11/2024) disebutkan, alasan Perseroan mengajukan pinjaman karena ketersediaan kas dan tingkat likuiditas saat ini cukup rendah. Per 30 September 2024, kas dan bank akhir periode JAWA hanya sebesar Rp8,81 miliar.
Sementara itu, JAWA juga memerlukan tambahan dana untuk dapat beroperasi secara optimal dan mampu mempertahankan kelangsungan usahanya. Pasalnya, Perseroan terus menderita kerugian selama beberapa tahun terakhir ini.
Manajemen yakin, dengan pinjaman pemegang saham ini, JAWA akan memperoleh kepastian sumber pendanaan untuk kelangsungan kegiatan operasionalnya. Apalagi pinjaman pemegang saham tersebut bakal meringankan beban keuangan JAWA karena tanpa bunga dan tanpa jaminan.
Berdasarkan kesepakatan para pihak, sebagian dari utang JAWA tersebut akan dikonversi menjadi saham dengan nilai mencapai Rp1,25 triliun. Ini terdiri dari fasilitas I sebesar Rp245,82 miliar dan fasilitas II sebesar Rp1 triliun.
“Nilai transaksi ini melebihi 50% dari ekuitas Perseroan per 30 September 2024 sebesar Rp928,29 miliar. Untuk itu, Perseroan akan meminta persetujuan kepada pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) JAWA pada 29 November 2024,” tulis Direksi dalam pengumumannya.
Transaksi tersebut dinilai wajar berdasarkan hasil penilaian Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Felix Sutandar dan Rekan (“FSR”) sebagai Penilai Independen yang ditunjuk JAWA untuk memberikan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion).
Sekedar informasi, pada Januari-September 2024, JAWA membukukan penjualan Rp627,72 miliar, turun 8,4% dari Rp685,35 miliar periode sama 2023. Perusahaan perkebunan ini masih merugi Rp182,06 miliar pada Januari-September 2024, turun 25,54% dari Rp244,51 miliar pada periode yang sama tahun 2023. (konrad)