STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Petrosea Tbk (PTRO) telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dari Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai US$410 juta dan Rp1,3 triliun pada 29 Mei 2024.
Menurut Anto Broto, Sekretaris Perusahaan PTRO dalam laporan keterbukaan informasi yang disampaikan ke BEI, Kamis (30/5/2024), fasilitas kredit tersebut terdiri atas kredit investasi sebesar US$240 juta dan Rp1,3 triliun dengan tenor 8 sampai 10 tahun, serta fasilitas modal kerja sebesar US$170 juta. Namun, Anto tidak merinci, berapa tingkat bunga untuk kedua fasilitas kredit tersebut diatas.
Anto menjelaskan, fasilitas kredit investasi akan digunakan oleh PTRO untuk mendukung ekspansi bisnis dan refinancing atas pendanaan dari perbankan yang diperoleh pada tahun sebelumnya. Sedangkan fasilitas kredit modal kerja akan digunakan untuk memperkuat modal kerja guna mendukung kegiatan operasional pada lini bisnis Engineering Procurement Construction (EPC) dan mining.
Transaksi ini, tegas Anto, tidak memiliki dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, dan kelangsungan usaha Perseroan. “Pelaksanaan transaksi ini justru akan memperkuat kinerja PTRO,” kata Anto.
Total liabilitas PTRO per Maret 2024 sebesar US$476,12 juta, turun 3,28% dari US$492,32 juta per 31 Desember 2023. Ini terdiri atas liabilitas jangka pendek US$271,91 juta, dan liabilitas jangka panjang US$204,21 juta. Total asset dan ekuitas PTRO per Maret 2024, masing-masing US$710,62 juta dan US$234,50 juta.
Hingga triwulan I 2024, PTRO membukukan pendapatan sebesar US$156,25 juta, tumbuh 21,87% dari US$128,21 juta pada triwulan I 2023. Meski pendapatan naik, laba PTRO yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 94,4% jadi US$163 ribu dibanding US$4,58 juta pada triwulan I 2023. (konrad)