STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Syariah Nasional (BSN) bergerak cepat merespons bencana alam di Pulau Sumatera. Bank yang baru saja resmi beroperasi secara nasional ini menyiapkan kebijakan khusus bagi para korban. Lebih dari 8.000 masyarakat terdampak banjir dan tanah longsor akan mendapatkan perlakuan khusus atau relaksasi pembiayaan.
Langkah ini diambil bertepatan dengan hari pertama operasional BSN di seluruh Indonesia, Senin (22/12/2025). Manajemen menilai momen ini tepat untuk menunjukkan kepedulian nyata kepada nasabah. Skema restrukturisasi pembiayaan disiapkan sesuai dengan tingkat dampak bencana yang dialami warga.
Direktur Utama BSN, Alex Sofjan Noor turun langsung meninjau kondisi di Aceh beberapa waktu lalu. Ia menyampaikan keprihatinan mendalam atas musibah tersebut. Seluruh jajaran BSN diminta proaktif membantu pemulihan masyarakat.
“Kami sangat prihatin atas musibah banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Sumatera, khususnya Aceh yang saya kunjungi langsung, sehingga berdampak berat kepada setiap sendi kehidupan, termasuk kemampuan finansial para nasabah yang menerima pembiayaan syariah dari BSN,” kata Alex dalam keterangan tertulis, Senin (22/12/2025).
Kebijakan ini bertujuan meringankan beban finansial nasabah. Meski demikian, prinsip kehati-hatian bank tetap menjadi prioritas utama.
“Kami memberikan relaksasi secara terukur dan berbasis kondisi riil di lapangan karena ingin memastikan setiap nasabah yang terdampak dapat kembali pulih dan tetap melanjutkan kewajibannya,” ungkapnya.
BSN membagi kategori relaksasi berdasarkan tingkat kerusakan yang dialami nasabah pembiayaan konsumer. Nasabah kategori terdampak ringan akan mendapatkan masa tenggang pembayaran angsuran hingga 6 bulan. Kategori sedang memperoleh keringanan hingga 9 bulan. Sementara itu, nasabah kategori berat mendapatkan masa tenggang hingga 12 bulan. Kebijakan ini berlaku sampai tiga tahun sejak ditetapkan.
“Nasabah yang terdampak telah dikaji secara menyeluruh berdasarkan klasifikasi dampak bencana dalam rangka memastikan relaksasi ini tepat sasaran dan sesuai dengan kondisi faktual di lapangan,” jelas Alex.
Landasan kebijakan ini mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 19 Tahun 2022. Aturan tersebut membahas perlakuan khusus bagi lembaga jasa keuangan pada daerah dan sektor tertentu yang terkena dampak bencana.
Nasabah yang ingin mengajukan restrukturisasi cukup mendatangi kantor cabang BSN sesuai domisili atau lokasi agunan. Persyaratannya meliputi identitas diri dan surat keterangan dari pemerintah daerah setempat. Surat tersebut harus menyatakan bahwa debitur atau agunan terdampak langsung oleh bencana.
“BSN ingin hadir bersama nasabah di saat-saat yang sulit, sehingga proses restrukturisasi dapat berjalan lancar dan nasabah bisa pulih serta bangkit kembali,” kata Alex menegaskan.
Selain keringanan kredit, BSN bersama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) juga menyalurkan bantuan sosial. Bantuan berupa sembako, obat-obatan, hingga pakaian layak pakai telah didistribusikan. Perseroan juga mengirimkan tenaga dan peralatan untuk membantu pembersihan lokasi banjir.
Koordinasi dengan pemerintah daerah terus dilakukan. Hal ini penting agar bantuan bisa menembus daerah yang terisolasi, seperti di Langsa yang jalur transportasinya sempat terputus. Posko bantuan berupa dapur umum dan layanan kesehatan juga telah didirikan di Pidie Jaya, Tamiang, dan Takengon.
“BSN ada di Aceh artinya kehadiran kita di sana juga untuk bagaimana kita bisa berbuat untuk masyarakat Aceh, khususnya pada saat ini yang benar-benar mereka butuh kita semua. Kita adalah bagian dari keluarga dan masyarakat Aceh adalah bagian BSN,” ujar Alex.
