STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa Saham Wall Street kembali jatuh berguguran pada penutupan perdagangan Rabu (9/8/2023) waktu setempat atau Kamis (10/8/2023) WIB. Jatuhnya ketiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) itu, sehari setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa jumlah pinjaman menggunakan kartu kredit di Negeri Paman Sam tersebut melonjak. Adapun penurunan bursa saham AS terjadi sehari menjelang dirilisnya data inflasi AS yang dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS ditutup berkurang 191,13 poin atau 0,54%, menjadi 35.123,36 poin. Indeks S&P 500 berakhir merosot 31,67 poin atau 0,70%menjadi 4.467,71 poin. Indeks komposit Nasdaq ditutup jatuh 165,93 poin atau 1,2% menjadi 13.718,40 poin.
Dari sebelas sektor utama indeks S&P 500, empat diantaranya berakhir pada teritori positif. Sektor energi menjadi pemimpin kenaikan dengan penguatan sekitar 1,22%, menyentuh level tertinggi hampir enam bulan, mengikuti lonjakan harga minyak mentah.
Pada Selasa (8/8/2023), Federal Reserve New York mengatakan utang kartu kredit AS lebih dari US$1 triliun. Sementara itu, Presiden The Fed Philadelphia Patrick Harker mengungkapkan bank sentral AS mungkin berada pada tahap di mana dapat membiarkan suku bunga tidak berubah.
Angka indeks harga konsumen AS Juli diperkirakan naik tipis dari tahun lalu. Sedangkan secara bulanan, indeks harga konsumen diperkirakan meningkat 0,2%, sama seperti pada Juni.
Menurut instrumen CME FedWatch, peluang tidak terjadinya peningkatan suku bunga Federal Reserve dalam pertemuan September mendatang mencapai 86,5%.
Saham perusahaan teknologi yang sensitif terhadap suku bunga seperti Nvidia, Apple, dan Tesla turun antara 0,8% hingga 4,8%. Adapun saham sektor perbankan meneruskan pelemahan dari sesi sebelumnya. Saham Bank of America melorot 0,8% dan dan Wells Fargo turun 1,3%.