Kamis, Agustus 7, 2025
34.5 C
Jakarta

Semester I 2023, Laba United Tractors Naik 8% Jadi Rp11,2 Triliun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT United Tractors Tbk (UNTR) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp68,68 triliun pada semester I 2023 atau naik sebesar 14% dari Rp60,45 triliun pada periode yang sama di tahun 2022. Seiring dengan peningkatan pendapatan bersih, laba bersih Perseroan meningkat 8% menjadi Rp11,22 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp10,36 triliun. Ini mendorong laba per saham naik
11%, dari Rp2.776 menjadi Rp3.088.

Sara Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR, mengemukakan dalam keterangan resmi, dikutip Senin (31/7), masing-masing segmen usaha, yaitu Kontraktor Penambangan, Mesin Konstruksi, Pertambangan Batu Bara, Pertambangan Emas, Industri Konstruksi, dan Energi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 35%, 30%, 29%, 5%, 1%, dan kurang dari 1% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

Sara mengemukakan, segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 9% menjadi 3.145 unit di semester I 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 2.873 unit.

“Berdasarkan riset pasar internal, Komatsu memimpin pangsa pasar alat berat sebesar 32%. Pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat juga mengalami peningkatan sebesar 24% menjadi Rp6 triliun,” katanya.

Penjualan Scania mengalami peningkatan, dari dari 111 unit menjadi 449 unit, sedangkan penjualan produk UD Trucks turun dari 258 unit menjadi 170 unit. Penurunan penjualan UD Trucks disebabkan oleh adanya kendala pasokan produk dari prinsipal. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi meningkat sebesar 16% menjadi Rp20,3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2022.

Sementara itu, segmen usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan bulan Juni 2023, Kontraktor Penambangan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp24,3 triliun, naik 22% dari Rp20 triliun. PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 18% dari 50 juta ton menjadi 59 juta ton, dan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 20%
dari 437 juta bcm menjadi 524 juta bcm, dengan rata-rata stripping ratio sebesar 8,9 kali, meningkat dari 8,7 kali.

Adapun segmen usaha Pertambangan Batu Bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sampai dengan bulan Juni 2023 total penjualan batu bara mencapai 6,4 juta ton, termasuk 1,3 juta ton batu bara metalurgi, atau meningkat 11% dibandingkan semester pertama tahun 2022. Pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu Bara meningkat sebesar 8% menjadi Rp20,1 triliun dari Rp18,7 triliun di periode yang sama pada tahun 2022.

Sedangkan segmen usaha Pertambangan Emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources (AR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Sumatera Utara. Sampai dengan bulan Juni 2023, total penjualan setara emas dari Martabe mencapai 110 ribu ons, turun 24% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 sebesar 144 ribu ons. Penurunan penjualan emas tahun ini dimaksudkan agar AR dapat fokus pada rencana jangka panjang dan untuk meningkatkan keberlanjutan tambang. Pendapatan bersih segmen usaha Pertambangan Emas turun 18% dari Rp3,9 triliun menjadi Rp3,2 triliun.

Segmen usaha Industri Konstruksi dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Sampai dengan bulan Juni 2023, Industri Konstruksi membukukan pendapatan bersih sebesar Rp798 miliar, dibandingkan Rp476 miliar pada periode yang sama tahun 2022. ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp55 miliar per Juni 2023. Ini menurun dibandingkan rugi bersih di periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp114 miliar.

Sara menambahkan, sejalan dengan strategi pengembangan usaha di sektor energi yang ramah lingkungan, Perseroan telah menetapkan bisnis Energi Baru dan Terbarukan sebagai salah satu strategi transisi Perseroan. isnis energi Perseroan dijalankan melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, PT Energia Prima Nusantara (EPN). Pada semester
pertama tahun 2023, EPN telah memasang Rooftop Solar PV mencapai 7,0 MW, sehingga total Solar PV terpasang mencapai 12,4 MWp di grup UT dan Astra.

EPN saat ini dalam proses membangun satu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), yaitu PLTM Besai Kemu di Lampung, Sumatra. PLTM Besai Kemu memiliki kapasitas sebesar 7 MW dan diperkirakan akan beroperasi pada akhir tahun 2023. Selain itu, EPN juga menargetkan beberapa proyek pembangkit listrik tenaga minihidro di area Sumatra dengan total potensial kapasitas lebih dari 20 MW.

Pada bulan Agustus 2022, Perseroan melakukan investasi pada PT Arkora Hydro Tbk (Arkora) dengan kepemilikan saham sebesar 31,49%. Arkora saat ini mengoperasikan dua PLTM, yaitu PLTM Cikopo 2 di Jawa Barat dengan kapasitas 7,4 MW dan PLTM Tomasa dengan kapasitas 10 MW di Sulawesi Tengah.

Arkora juga sedang membangun dua PLTM lainnya, yaitu PLTM Koro Yaentu berkapasitas 10 MW dan PLTM Kukusan 2 berkapasitas 5,4 MW yang masing-masing diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2024 dan 2025. Setelah kedua PLTM ini beroperasi nanti, Arkora akan memiliki pembangkit listrik dengan total kapasitas terpasang sebesar 33 MW.

Perseroan berencana melakukan pengembangan proyek energi terbarukan lainnya seperti solar PV, geothermal, dan waste-to-energy. Proyek-proyek ini konsisten dengan strategi Perseroan untuk meningkatkan kompetensi di berbagai potensi energi terbarukan dalam
rangka mencapai portofolio bisnis yang berkelanjutan.

Artikel Terkait

Naik 0,49%, IHSG Sesi I Rehat di 7.540,766

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada...

Pendapatan dan Laba MSIN Kompak Tumbuh di Semester I 2025, Dua Platform Ini Jadi Penopang Utama

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN)...

Besok, Produsen Tepung Tapioka Ini Mulai Buyback Saham, Segini Duit yang Digelontorkan

STOCKWATCH.ID (JAKARTA)- PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru