STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Ivan Tan, Direktur Financial Institutions Ratings S&P Global Ratings, mengemukakan, bank-bank di Indonesia memasuki periode tantangan ekonomi makro dan ketidakpastian tarif dari posisi yang kuat.
“Mereka termasuk yang memiliki permodalan terbaik di kawasan, dan kami yakin mereka akan mempertahankan rasio modal Tier-1 sebesar 22%-25% selama satu hingga dua tahun ke depan, kata Ivan.
S&P Global Ratings memperkirakan, profitabilitas yang diukur dengan return on asset, akan berada di kisaran 2,2%-2,5%. Sistem perbankan berada di peringkat yang paling menguntungkan di kawasan ini dengan margin keuntungan yang cukup besar.
Sementara itu, menyoroti kondisi sektor perbankan dan multifinance di Indonesia di tengah perang dagang, Kepala Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan PEFINDO, Danan Dito menyampaikan, kondisi sektor perbankan dan perusahaan pembiayaan cukup solid, walaupun terdapat tekanan dari risiko pertumbuhan bisnis karena meningkatnya ketidakpastian dan volatilitas.
“Kami akan terus memonitor dampak eskalasi perang dagang yang terjadi, karena pelemahan demand yang signifikan dapat juga melemahkan kualitas aset di sektor finansial, dan dapat menyebar ke indikator-indikator lainnya,” kata Danan.
Selain itu, dalam seminar yang didakan oleh PEFINDO dan S&P Global Ratings ini, juga dibahas mengenai prospek sektor korporasi dikaitkan dengan dampak dari kebijakan ekonomi nasional dan tantangan eksternal di sektor Agribisnis, Energi, Infrastruktur, dan Telekomunikasi.
Martin Pandiangan, Kepala Divisi Pemeringkatan Non-Jasa Keuangan 1 PEFINDO, menyatakan, “Pada tingkat korporasi, kami mengantisipasi kualitas kredit akan bervariasi dan diharapkan tetap stabil meskipun ada hambatan yang kuat.”