STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) memiliki ruang menurunkan suku bunga ke depan guna mendorong sektor riil dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini didorong oleh inflasi yang relatif rendah dan stabilnya nilai tukar Rupiah.
Perry Warjiyo, Gubernur BI, mengemukakan, inflasi tahun ini dan tahun 2026 masih relatif rendah terutama inflasi inti. “Karenanya masih terbuka peluang penurunan suku bunga BI-Rate,” katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 21-22 Oktober 2025 di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Perry mengemukakan, inflasi 2025 dan 2026 diperkirakan tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1%. “Kami masih melihat peluang ini dan menjaga stabilitas nilai tukar. Kami akan melihat timingnya di bulan berikutnya,” katanya.
Perry menegaskan, BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah dan pencapaian sasaran inflasi sesuai dengan dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan domestik.
Kebijakan makroprudensial akomodatif terus dioptimalkan dengan berbagai strategi untuk meningkatkan kredit/pembiayaan, menurunkan suku bunga, dan fleksibilitas pengelolaan likuiditas perbankan guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut menopang pertumbuhan ekonomi melalui perluasan akseptasi pembayaran digital, serta penguatan infrastruktur dan konsolidasi struktur industri sistem pembayaran.
