Rabu, Agustus 6, 2025
33.2 C
Jakarta

Sudah 4 Hari Berturut-turut Bursa Saham Eropa Merosot! Data Pekerjaan AS Biang Keladinya

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa Saham Eropa kembali ditutup melemah pada penutupan perdagangan hari Kamis (5/9/2024) waktu setempat. Ini merupakan sesi penurunan keempat berturut-turut pasar saham Benua Biru tersebut. Penyebab utama kemerosotan ini adalah data pekerjaan dari Amerika Serikat yang mengecewakan, sehingga membuat investor khawatir.

Mengutip CNBC International, Indeks regional Stoxx 600, yang melacak kinerja saham-saham di seluruh Eropa, ambruk 0,43%, melanjutkan tren penurunan sejak Jumat lalu ketika indeks mencapai titik tertinggi di atas 525 poin. Sektor utilitas menjadi satu-satunya yang mencatat kenaikan sebesar 1,66%. Sebaliknya, sektor kesehatan terpuruk dengan penurunan sebesar 1,4%.

Di Jerman, indeks DAX berhasil naik tipis 0,02%, didukung oleh data pesanan pabrik yang naik 2,9% pada bulan Juli. Meski demikian, analis Moody’s, Benedict Acton-Bond, mengingatkan bahwa pesanan untuk barang-barang besar seperti pesawat dan kapal masih rendah, menandakan bahwa industri Jerman belum sepenuhnya pulih.

Di sisi lain, data dari AS semakin menambah tekanan. Hasil survei manufaktur yang lemah dan pembukaan lapangan pekerjaan yang lebih sedikit dari perkiraan menimbulkan kekhawatiran. Banyak yang mulai mempertanyakan apakah Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin atau hanya 25 dalam waktu dekat.

Selain itu, laporan dari ADP menunjukkan bahwa sektor swasta AS hanya menambah 99.000 pekerjaan di bulan Agustus, jauh di bawah perkiraan yang mencapai 140.000. Ini menjadi angka terlemah dalam tiga setengah tahun terakhir dan semakin memicu kekhawatiran pasar.

Saham-saham di Wall Street juga merespons negatif data ini, bergerak lebih rendah setelah pengumuman tersebut. Laporan pekerjaan AS yang buruk di bulan Juli sudah memicu aksi jual di awal Agustus, dan data terbaru ini semakin memperburuk sentimen pasar. Kini, fokus beralih ke laporan nonfarm payrolls dan tingkat pengangguran AS yang akan dirilis Jumat ini.

Menurut George Lagarias, ekonom Forvis Mazars, perlambatan ekonomi memang sudah diperkirakan, namun ia menegaskan bahwa resesi masih jauh. Lagarias juga menyatakan bahwa Federal Reserve kemungkinan besar tidak akan bertindak terlalu agresif dalam menyesuaikan kebijakan moneter.

Langkah yang terlalu drastis, menurut Lagarias, bisa mengirim sinyal negatif ke pasar dan ekonomi secara keseluruhan. Hal ini justru bisa memperburuk kondisi yang ada.

Sektor teknologi juga ikut terseret dalam penurunan ini. Saham-saham teknologi di Eropa jatuh 3,2% pada hari Rabu, dipicu oleh kejatuhan saham Nvidia di AS. Perusahaan chip besar ini mengalami penurunan besar setelah laporan bahwa mereka menerima surat panggilan dari Departemen Kehakiman terkait masalah antitrust, meskipun Nvidia kemudian membantah hal tersebut.

Pasar di Asia juga tidak terlepas dari tekanan. Indeks Nikkei 225 Jepang mencatat penurunan terbesar, setelah pertumbuhan upah yang lebih lemah di bulan Agustus. Kondisi ini memberi ruang bagi Bank of Japan untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Artikel Terkait

Wall Street Merah Lagi, Ancaman Tarif dan Data Ekonomi Tekan Pasar!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan...

Saham Chip Eropa Merosot Usai Trump Ancam Tarif Baru

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat tipis...

Bursa Asia Naik, Meski Trump Ancam Naikkan Tarif Impor India

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup menguat pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru