STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang Semester I 2025. Produsen perhiasan emas dan emas batangan ini berhasil membukukan 56% dari target penjualan tahunan hanya dalam enam bulan pertama. Angka ini naik 82% dibandingkan Semester I 2024. Permintaan emas di pasar domestik menjadi pendorong utama lonjakan penjualan.
Untuk tahun ini, HRTA menargetkan pendapatan sebesar Rp26,8 triliun. Laba usaha dipatok Rp1,45 triliun, sementara laba bersih setelah pajak ditargetkan Rp602 miliar. Proyeksi ini disusun dengan melihat tren industri emas yang terus naik, kondisi ekonomi yang stabil, serta efisiensi internal yang semakin baik.
Kinerja keuangan HRTA juga mendapat dukungan penuh dari sektor perbankan. Pada 23 Juli 2025, HRTA bersama anak usahanya, PT Gemilang Hartadinata Abadi (GHA), menandatangani Addendum Kedua perjanjian fasilitas kredit modal kerja dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Perpanjangan ini memperluas masa fasilitas hingga 23 Juli 2026.
Sebelumnya, HRTA menerima kredit sebesar Rp 2,4 triliun. GHA yang menjalankan bisnis gadai emas mendapat fasilitas Rp 300 miliar. Perpanjangan ini memberi ruang lebih leluasa bagi perusahaan dalam mengelola modal kerja.
Corporate Secretary HRTA, Ong Deny, menyampaikan apresiasinya terhadap kepercayaan Bank Mandiri. “Kepercayaan yang telah kembali diberikan oleh Bank Mandiri ini merupakan buah dari kinerja kami yang solid dan terus bertumbuh. Fasilitas kredit ini akan mendukung pengelolaan dan pelaksanaan strategi penguatan dan pertumbuhan usaha di masa yang akan datang,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (27/7/2025).
Selain fokus pada kinerja keuangan, HRTA juga memperkuat tata kelola dan tanggung jawab bisnis. Pada Mei 2025, perusahaan menyelesaikan audit Responsible Gold Guidance (RGG) oleh auditor independen yang ditunjuk London Bullion Market Association (LBMA). Hasilnya, HRTA dinyatakan memenuhi seluruh syarat untuk melangkah ke tahap sertifikasi LBMA.
Direktur Utama HRTA, Sandra Sunanto, menegaskan pentingnya proses ini bagi masa depan bisnis. “Kami percaya bahwa keberlanjutan bisnis tidak hanya dilihat dari sisi finansial, tapi juga dari integritas rantai pasok. Sertifikasi LBMA merupakan prioritas strategis yang mencerminkan komitmen kami terhadap praktik sourcing bahan baku yang bertanggung jawab,” ungkapnya.
Sandra juga menyebut kerja sama dengan Bank Mandiri sebagai fondasi penting bagi ekspansi bisnis, terutama di lini usaha gadai emas. “Kemitraan berkelanjutan dengan institusi keuangan seperti Bank Mandiri menjadi fondasi penting dalam strategi pertumbuhan kami. Perpanjangan fasilitas ini akan mendukung operasional, khususnya di segmen gadai yang terus tumbuh,” tambahnya.