STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Langkah Telkom Group mengalihkan layanan IndiHome ke Telkomsel dinilai sebagai strategi besar yang cerdas dan visioner. Konsolidasi ini tidak hanya memperkuat sinergi bisnis, tapi juga membuka jalan bagi transformasi digital yang lebih luas.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah Rejalam, menilai keputusan Telkom ini sudah sangat tepat. Ia menyebut penggabungan ini tidak akan mengurangi potensi keuntungan Telkom. “Kalau ada yang mengatakan itu nggak menguntungkan ya aneh juga. Ini kan keputusan strategi sebuah entitas bisnis besar selevel Telkom. Selama masih dalam satu grup, keuntungan tetap dikonsolidasikan,” ujar Piter di Jakarta, Rabu (18/6).
Menurutnya, IndiHome tetap berada dalam Telkom Group, hanya saja dikelola langsung oleh Telkomsel sebagai anak usaha. Telkomsel tetap akan menyetor laba ke Telkom sebagai induk perusahaan. “Tidak mungkin merugikan Telkom. Aneh kalau meragukan keputusan melepaskan IndiHome,” tegasnya.
Kinerja keuangan Telkom Group juga menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Pada 2024, Telkom membukukan pendapatan sebesar Rp149,9 triliun, naik 0,5% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp149,2 triliun. Pertumbuhan ini terjadi meski IndiHome sudah bergabung dengan Telkomsel sejak 1 Juli 2023.
Penggabungan ini terbukti memperluas jangkauan IndiHome. Sejak dialihkan ke Telkomsel, jumlah pelanggan IndiHome naik 7,7% atau bertambah 769.000 menjadi 10,8 juta. Kenaikan ini didorong oleh potensi sinergi dengan basis pelanggan Telkomsel yang telah mencapai 158 juta pada kuartal I 2025.
Transformasi ini menjadi bagian dari program besar “Five Bold Moves” yang tengah dijalankan Telkom Group. Tujuannya untuk mempercepat pertumbuhan sekaligus menciptakan efisiensi bisnis jangka panjang. Salah satu fokus utamanya adalah menghadirkan layanan fixed mobile convergence yang optimal bagi pelanggan.
Piter menekankan Telkom kini bukan lagi sekadar perusahaan penjual pulsa atau penyedia layanan internet rumah. Telkom telah berevolusi menjadi pemain global di bidang digital, termasuk kabel laut, data center, cloud, dan layanan digital lainnya.
Saat ditanya apakah Telkom akan kehilangan pendapatan sebesar Rp26,3 triliun dari IndiHome, Piter menjawab tegas. “Telkom itu nggak cuma jualan pulsa atau internet IndiHome. Sekarang mereka fokus ke lini bisnis baru seperti data center yang butuh konsentrasi tinggi,” katanya.
Ia juga menilai fokus Telkom ke sektor B2B adalah arah yang masuk akal dan strategis. Menurutnya, pasar B2B jauh lebih besar dibanding ritel, dan Telkom sudah berada di jalur yang tepat. “Saya tidak mau seperti pengamat bola yang merasa lebih pintar dari pelatih. Telkom lebih tahu bisnisnya,” ucapnya.
Piter menambahkan, bisnis kabel laut dan satelit Telkom bahkan sudah diakui secara internasional. Ia menyebut Telkom kini telah menjadi perusahaan multinasional yang membawa nama baik Indonesia. “Itu membanggakan,” katanya.
Ia percaya, data center akan menjadi motor utama pertumbuhan Telkom ke depan. “Kita menuju era digital. Semua akan digital. Permintaan data center makin besar,” katanya.
Piter juga mengingatkan pentingnya menjaga kedaulatan data di Indonesia. Ia menegaskan Telkom bisa memainkan peran vital dalam menyimpan data nasional di dalam negeri. “Data kita harus disimpan di dalam negeri. Dan Telkom bisa menjadi pemain utama. Ini akan jadi pilar pendapatan Telkom di masa depan,” tutupnya.