STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat terhadap sejumlah mata uang utama pada penutupan perdagangan Rabu (2/7/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (3/7/2025) WIB. Kenaikan ini terjadi di tengah harapan pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.
Mengutip CNBC International, dolar naik 0,44% menjadi 144,060 terhadap yen Jepang. Ini menandai pembalikan arah setelah dua hari berturut-turut melemah.
Terhadap franc Swiss, dolar juga menguat 0,34% ke level 0,79380. Penguatan ini memutus tren penurunan selama tujuh sesi perdagangan sebelumnya.
Marc Chandler, Chief Market Strategist di Bannockburn Global Forex LLC, mengatakan penguatan dolar tidak terjadi secara kebetulan. “Dolar sedang memantul terhadap mata uang G10, dan ini terjadi seiring kenaikan sekitar 20 basis poin pada suku bunga AS,” ujarnya.
Dolar sempat melemah singkat, namun kembali menguat setelah laporan ADP menunjukkan sektor swasta AS kehilangan 33.000 pekerjaan pada Juni. Ini merupakan penurunan pertama sejak lebih dari dua tahun terakhir.
Data ini memperkuat spekulasi bahwa The Fed bisa memangkas suku bunga secepatnya pada September. Pasar kini menantikan laporan ketenagakerjaan resmi dari Departemen Tenaga Kerja AS yang akan dirilis Kamis waktu setempat.
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang utama seperti yen dan euro, tercatat naik 0,42% ke posisi 97,04.
Di sisi lain, pound sterling melemah cukup tajam. Mata uang Inggris ini turun 1,06% ke US$1,3599 dan menyentuh level terendah dalam sepekan.
Pelemahan pound terjadi setelah gejolak di pasar obligasi Inggris. Harga obligasi anjlok usai pemerintah membatalkan sebagian rencana pemotongan tunjangan sosial. Spekulasi soal masa depan Menteri Keuangan Inggris ikut memicu tekanan tambahan.
“Bukan hanya pound yang melemah tajam, tetapi obligasi pemerintah Inggris juga berada di bawah tekanan besar. Ini lebih pada krisis kepercayaan terhadap pemerintahan Partai Buruh,” kata Chandler.
Euro juga ikut melemah terhadap dolar, turun 0,33% ke posisi US$1,176825. Namun, terhadap pound, euro justru menguat 0,9%.
Dari sisi imbal hasil obligasi, yield surat utang AS bertenor dua tahun turun 0,4 basis poin menjadi 3,773%. Penurunan ini menunjukkan ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed kian menguat.