Senin, Oktober 13, 2025
29.3 C
Jakarta

Trump Ancam China Lagi, Bursa Eropa Kompak Rontok!

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup melemah tajam pada perdagangan Jumat (10/10) waktu setempat. Tekanan datang setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melontarkan ancaman kenaikan tarif baru untuk produk asal China. Pernyataan tersebut langsung membuat sentimen negatif menyelimuti pasar dan menyeret mayoritas indeks ke zona merah.

Mengutip CNBC International, indeks Stoxx Europe 600 yang berisi saham-saham utama di kawasan Eropa turun 1,25% ke level 564,16. Di Inggris, FTSE 100 merosot 0,86% ke 9.427,47. Indeks DAX Jerman jatuh lebih dalam 1,5% ke 24.241,46, sementara CAC 40 Prancis turun 1,53% ke 7.918,00. Tekanan di Prancis makin berat setelah Presiden Emmanuel Macron memberi tenggat waktu 48 jam untuk memilih perdana menteri baru.

Pasar juga diguncang oleh kabar dari China yang memperketat kebijakan ekspor logam tanah jarang, bahan penting bagi industri teknologi dan pertahanan. Akibatnya, saham-saham pertambangan Eropa ikut terpukul. Indeks Stoxx Europe Basic Resources anjlok lebih dari 2,7% setelah sempat menguat di awal pekan.

Sektor pertahanan juga ikut melemah. Pemerintah Israel disebut telah menyetujui tahap awal kesepakatan damai dengan Hamas. Militer Israel mengatakan, “Gencatan senjata di Gaza mulai berlaku sejak pukul 12 siang waktu setempat pada Jumat, dan pasukan ditarik dari beberapa wilayah.” Kondisi ini menyeret indeks Stoxx Europe Aerospace and Defense turun 1,9%.

Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi Jerman tenor 10 tahun turun 8 basis poin menjadi 2,635%. Yield obligasi pemerintah Inggris dengan tenor sama juga turun 8 basis poin ke level 4,754%.

Sementara itu, ada beberapa saham yang masih bergerak positif. Perusahaan energi asal Finlandia, Wartsila, naik 3,6% setelah mengumumkan proyek ekspansi pembangkit listrik bersama Delta P dari Filipina, anak usaha Vivant Corporation. Saham Jyske Bank asal Denmark juga menguat setelah menaikkan proyeksi laba bersih tahunannya menjadi 4,9 miliar–5,3 miliar krona Denmark atau sekitar US$760 juta–US$820 juta, dari sebelumnya 3,8 miliar–4,6 miliar krona.

Namun, saham-saham pertahanan justru anjlok. Saham Hensoldt Jerman merosot 5,3%, Renk turun 4,5%, dan Leonardo dari Italia jatuh 4,6%.

Tekanan tambahan muncul dari kabar soal Komisi Eropa yang akan menindak aturan “golden power” Italia. Aturan ini memungkinkan pemerintah Roma membatasi akuisisi bank asing, seperti yang dialami UniCredit saat mencoba membeli Banco BPM. Saham UniCredit pun ditutup turun 1,8% setelah sempat menguat.

Sumber yang dekat dengan proses tersebut mengatakan kepada CNBC, “Uni Eropa sedang menyiapkan langkah hukum terhadap Italia, dan keputusan lanjutan diperkirakan keluar bulan depan.” Kasus serupa sebelumnya juga terjadi di Spanyol ketika Komisi Eropa meminta pemerintah setempat menyesuaikan aturan perbankan terkait penawaran BBVA untuk Banco Sabadell.

Selain isu perdagangan dan politik, investor juga menyoroti data kepercayaan konsumen Swiss yang turun pada September. Penurunan terjadi setelah Amerika Serikat memberlakukan tarif sebesar 39% terhadap produk asal Swiss pada Agustus. Bank Sentral Swiss menyebut tarif itu sebagai “tantangan besar” dalam rapat kebijakan bulan lalu.

Secara keseluruhan, pelemahan bursa Eropa dipicu kombinasi faktor global: ancaman tarif baru dari AS terhadap China, ketegangan politik di kawasan, dan data ekonomi yang melemah. Sementara di Asia, saham-saham chip justru sempat menguat karena dorongan kesepakatan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) sepanjang pekan ini.

Artikel Terkait

Wall Street Rontok! Dow Anjlok 878 Poin Usai Trump Ancam Tarif Baru untuk China

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street merosot tajam pada perdagangan Jumat...

Saham SK Hynix dan Samsung Melejit, Pasar Asia Bergerak Variatif

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada...

Wall Street Melemah, S&P 500 dan Nasdaq Akhirnya Turun dari Puncak Rekor

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Kamis...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru