STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali ditutup melemah pada perdagangan hari Senin (7/7/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (8/7/2025) WIB). Penurunan ini terjadi setelah investor dikejutkan oleh serangkaian pengumuman baru terkait kebijakan tarif dari Gedung Putih.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) urun 422,17 poin atau 0,94% ke level 44.406,36. Indeks S&P 500 (SPX) 500 juga merosot 49,37 poin atau 0,79% mencapai 6.229,98. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, terkoreksi 188,59 poin atau 0,92% ke posisi 20.412,52.
Aksi jual ini dipicu oleh pengumuman dari Presiden AS yang menetapkan tarif baru terhadap 14 negara. Kebijakan tersebut akan mulai berlaku pada 1 Agustus mendatang.
Negara-negara yang terdampak antara lain Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Bangladesh, Kamboja, Laos, Myanmar, Tunisia, Afrika Selatan, Serbia, Bosnia & Herzegovina, dan juga negara-negara BRICS yang dianggap mendukung kebijakan anti-Amerika.
Gedung Putih menyebutkan tarif yang dikenakan kali ini lebih tinggi dari perkiraan pasar. Investor langsung bereaksi negatif setelah surat resmi tarif diumumkan.
Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan masih akan ada surat lanjutan dalam beberapa hari ke depan. Ia juga menyebut Presiden Trump akan menandatangani perintah eksekutif untuk memperpanjang tenggat waktu tarif hingga 1 Agustus.
Trump bahkan mengancam akan mengenakan tambahan tarif sebesar 10% terhadap negara-negara yang dianggap mendukung kebijakan anti-Amerika seperti Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok.
Pasar saham sempat mencetak rekor tertinggi dalam beberapa pekan terakhir. Namun pengumuman ini memicu aksi ambil untung.
Di tengah kekhawatiran tersebut, sebagian investor tetap optimistis. Mereka berharap laporan kinerja keuangan perusahaan selama kuartal II bisa menjadi pemicu penguatan baru di pasar saham.
“Saya rasa, kalau dilihat detailnya, belum tentu orang paham apa perbedaannya dengan kebijakan sebelumnya, apakah benar-benar akan diterapkan, dan siapa saja perusahaan yang terdampak,” ujar CEO Trivariate Research Adam Parker kepada CNBC.
“Saya melihat ini hanya aksi jual biasa setelah indeks menyentuh level tertinggi, sekadar penyesuaian sebelum musim laporan keuangan Juli dimulai,” tambahnya. “Saya tidak melihat ini sebagai tanda dimulainya rezim baru.”
Sementara itu, pergerakan indeks futures di perdagangan semalam juga mengarah ke zona merah. Dow Jones futures turun 87 poin atau 0,19%. S&P 500 futures melemah 0,16%, dan Nasdaq 100 futures turun 0,15%.