Kamis, Agustus 7, 2025
31 C
Jakarta

Wall Street Ambruk Lagi! Dow Anjlok Hampir 400 Poin Gegara Trump dan Nasib Kesepakatan Dagang Masih Suram

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali tertekan pada penutupan perdagangan Selasa (6/5/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (7/5/2025) WIB, Ketidakpastian soal arah kebijakan dagang yang disampaikan Presiden Donald Trump membuat pelaku pasar kecewa.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) anjlok 389,83 poin atau 0,95% menjadi 40.829.. Indeks S&P 500 (SPX) 500 terkoreksi 43,47 poin atau 0,77%, menuju level 5.606,91. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, turun 154,58 poin atau 0,87% ke posisi 17.689,66.

Ketiga indeks utama mencatatkan penurunan beruntun dalam dua hari terakhir.

Saham Tesla melemah 1,8% setelah penjualan mobil baru mereka di Inggris dan Jerman tercatat paling rendah dalam lebih dari dua tahun terakhir. Padahal, permintaan kendaraan listrik justru meningkat.

Saham Goldman Sachs juga tergelincir 1,8% dan ikut menyeret indeks Dow. Saham raksasa teknologi seperti Nvidia dan Meta Platforms juga ikut melemah.

Pasar sempat bergejolak setelah Trump bertemu dengan Perdana Menteri Kanada Mark Carney, Selasa sore. Pertemuan itu menjadi awal negosiasi antara kedua negara sejak Carney menjabat awal tahun ini.

Namun, komentar Trump dalam pertemuan itu justru membuat pasar makin ragu. Ia tiba-tiba mundur dari pernyataannya soal kemungkinan tercapainya perjanjian dagang.

“Kita tidak harus menandatangani perjanjian,” ujar Trump, bertolak belakang dari pernyataan Menteri Keuangan Scott Bessent yang menyebut perjanjian dagang hampir rampung.

Sebelumnya, Bessent kepada CNBC pada Senin mengatakan, “Kita sudah sangat dekat dengan beberapa kesepakatan,” sejalan dengan pernyataan Trump pada hari Minggu bahwa kesepakatan bisa tercapai minggu ini.

Bessent bahkan kembali menegaskan pandangannya saat memberi kesaksian di hadapan komite anggaran DPR AS pada Selasa.

“Sekitar 97% atau 98% dari defisit perdagangan kita berasal dari 15 negara. Dan saya akan terkejut kalau kita tidak bisa menyelesaikan 80% hingga 90% dari itu sebelum akhir tahun, atau bahkan lebih cepat dari itu,” ucap Bessent.

Namun hingga kini, belum ada kesepakatan dagang resmi yang diumumkan pemerintah AS dengan negara mitra dagangnya.

Meski data dari Institute for Supply Management menunjukkan aktivitas sektor jasa di bulan April lebih baik dari perkiraan, kekhawatiran soal tarif masih menjadi ganjalan.

“Kita mungkin bakal turun ke titik terendah yang baru, bahkan saat Trump menurunkan tarif ke China jadi 50%,” ujar manajer hedge fund kawakan Paul Tudor Jones kepada CNBC. “Dia bisa turunkan ke 50% atau 40%, terserah. Tapi itu tetap akan jadi kenaikan pajak terbesar sejak tahun 60-an. Jadi bisa dibilang pertumbuhan akan turun sekitar 2% sampai 3%.”

Sementara itu, investor juga sedang menanti hasil rapat kebijakan Federal Reserve yang dimulai Selasa dan akan berakhir Rabu waktu setempat.

Pasar memperkirakan The Fed tidak akan mengubah suku bunga. Data dari kontrak berjangka menunjukkan peluang penurunan suku bunga hanya sebesar 3,1%.

Namun, perhatian tetap tertuju pada pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell soal arah ekonomi ke depan.

“Meski ada tekanan dari luar untuk menurunkan suku bunga, The Fed kemungkinan besar tetap bertahan pada sikap saat ini sampai ada kejelasan lebih soal faktor ekonomi utama yang memengaruhi perekonomian,” kata Steve Rick, Kepala Ekonom TruStage.

“Seiring dampak tarif mulai terasa, kami tetap memperkirakan ekonomi akan bergerak ke arah perlambatan dibandingkan beberapa bulan terakhir,” tambah Rick.

Artikel Terkait

Wall Street Ditutup Menguat, Apple Jadi Pendorong Utama Pasar

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup menguat pada perdagangan hari...

Bursa Saham Swiss Melemah Saat Pejabat Negara Bertolak ke AS Bahas Tarif

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup bervariasi pada...

Bursa Asia Menguat Tipis Meski Diwarnai Ancaman Tarif Baru dari Trump

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru