Kamis, Agustus 7, 2025
33.5 C
Jakarta

Wall Street Babak Belur! Dow Jones Longsor Hampir 200 Poin.

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali mengalami tekanan pada penutupan perdagangan hari Kamis (3/10/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (4/10/2024) WIB. Di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, para investor tampak berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Mengutip CNBC International, indeks utama hampir tak bergeser dari posisi awal. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS merosot tajam hingga 184,93 poin atau 0,44%, menjadi 42.011,59. Indeks S&P 500 (SPX) juga melemah 9,60 poin atau 0,17% mencapai 5.699,94. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang lebih terfokus pada teknologi, terkoreksi tipis 6,65 poin atau 0,04% menyentuh 17.918,48.

Pasar global tertekan akibat lonjakan harga minyak mentah yang memicu kekhawatiran besar di kalangan investor. Harga minyak mentah AS melonjak lebih dari 5%, mendorong kenaikan mingguan hingga 8%. Ketegangan di Timur Tengah juga menjadi faktor utama yang memperburuk sentimen pasar. Serangan misil Iran ke Israel dan respons operasi darat Israel ke Lebanon membuat situasi geopolitik semakin tidak menentu.

“Investor menjadi sangat cemas menjelang laporan data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat,” ujar seorang analis pasar. Ketidakpastian global ini semakin membuat pelaku pasar khawatir akan potensi gangguan pasokan minyak dari Timur Tengah, wilayah yang dikenal sebagai penghasil minyak utama dunia.

Sektor energi menjadi satu-satunya sektor yang menguat signifikan di tengah penurunan pasar. Dalam sepekan terakhir, saham-saham energi di S&P 500 melonjak 5,9%, menjadikannya performa terbaik sektor ini dalam lebih dari setahun. Namun, kondisi ini tidak dirasakan oleh sektor lain. “Hampir 80% saham di S&P 500 mengalami penurunan,” tambah Mike Dickson, Kepala Riset dan Strategi Kuantitatif di Horizon Investments.

Selain itu, indeks Russell 2000 yang berfokus pada saham-saham perusahaan kecil juga merosot 0,7%. Tiga indeks utama—Dow, S&P 500, dan Nasdaq—bersiap mencatat kerugian mingguan. Dow dan S&P 500 telah turun 0,7% sepanjang pekan ini, sementara Nasdaq bersiap mencatat penurunan hingga 1,1%. Ini cukup mengejutkan mengingat Wall Street sempat mencatat kenaikan terbesar sepanjang tiga kuartal pertama 2024, terbesar sejak tahun 1997.

Kekhawatiran akan kondisi pasar tenaga kerja AS juga membayangi. Data klaim pengangguran mingguan yang dirilis Kamis menunjukkan angka sedikit lebih tinggi dari perkiraan. “Pasar tenaga kerja tampaknya masih menghadapi tantangan besar,” ungkap Dickson, menjelang rilis data tenaga kerja AS yang lebih komprehensif untuk bulan September.

Artikel Terkait

Wall Street Ditutup Menguat, Apple Jadi Pendorong Utama Pasar

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup menguat pada perdagangan hari...

Bursa Saham Swiss Melemah Saat Pejabat Negara Bertolak ke AS Bahas Tarif

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup bervariasi pada...

Bursa Asia Menguat Tipis Meski Diwarnai Ancaman Tarif Baru dari Trump

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru