STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street menguat tajam pada penutupan perdagangan Selasa (22/4/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (23/4/2025) WIB.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) melonjak 1.016,57 poin atau setara 2,66% ke level 39.186,98. Indeks S&P 500 (SPX) 500 menguat 129,56 poin atau 2,51% ke level 5.287,76. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, naik 429,52 poin atau 2,71% ke posisi 16.300,42.
Kenaikan tajam ini mengakhiri penurunan selama empat hari beruntun. Sentimen pasar membaik usai muncul kabar potensi meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China.
Kabar tersebut muncul setelah Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, memberi sinyal positif kepada sekelompok investor dalam sebuah pertemuan yang diselenggarakan oleh JPMorgan Chase.
“Akan ada de-eskalasi dalam perang dagang dengan China,” kata Bessent, seperti disampaikan oleh seseorang yang hadir dalam pertemuan itu.
Ia juga menambahkan, “Tidak ada yang berpikir status quo saat ini bisa dipertahankan.”
Pernyataan itu membuat pasar saham langsung melonjak. Bahkan pada puncaknya, Dow sempat naik lebih dari 1.100 poin dalam sehari.
Namun, penguatan sedikit terkoreksi setelah Bessent menyatakan bahwa kesepakatan mungkin baru akan ditandatangani dua hingga tiga tahun ke depan.
“Kalau kita keluar dari meja perundingan dan menandatangani sesuatu dalam dua atau tiga tahun ke depan yang bentuknya seperti itu, saya rasa itu adalah kemenangan besar,” ujarnya.
Saham-saham yang berkaitan langsung dengan China ikut terdorong. iShares China Large-Cap ETF (FXI) dan iShares MSCI China ETF (MCHI) masing-masing naik sekitar 3%.
“Bessent jelas sedang mengirim sinyal dengan pernyataan itu. Dan sinyalnya adalah, mereka tahu kondisi ini menyakiti pasar dan mereka ingin segera menyelesaikannya,” ujar Jed Ellerbroek, Manajer Portofolio di Argent Capital Management.
Menurutnya, pernyataan itu membuat pasar menyesuaikan ekspektasi dan menyambut positif prospek perdamaian dagang dalam waktu dekat.
Kenaikan pada perdagangan Selasa ini menutupi kerugian besar yang dialami sehari sebelumnya. Senin lalu, Dow anjlok lebih dari 970 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq juga turun lebih dari 2%.
Dalam beberapa pekan terakhir, kekhawatiran pasar meningkat akibat ketegangan dagang dan komentar politik dari Presiden Donald Trump.
Sejak 2 April 2025, saat Trump mengumumkan tarif baru terhadap barang-barang impor dari berbagai negara, indeks S&P 500 sudah turun lebih dari 6%.
Investor makin gelisah setelah Trump kembali menyerang Gubernur The Fed, Jerome Powell, lewat media sosial Truth Social. Ia menyebut Powell sebagai “Mr. Terlambat” dan “pecundang besar.”
Trump bahkan sempat mengisyaratkan ingin memberhentikan Powell. Namun, Powell menyatakan tidak bisa diberhentikan dan akan tetap menjalankan tugasnya hingga masa jabatan berakhir pada Mei 2026.
“Banyak ketidakpastian, tapi tidak banyak jawaban. Hari ini rasanya cukup membuat frustrasi bagi investor,” kata Ellerbroek.
Ia menambahkan, “Satu hal yang saya rasakan, semakin lama kita berada di situasi menggantung seperti ini, semakin buruk dampaknya bagi ekonomi.”