Senin, September 29, 2025
29.7 C
Jakarta

Wall Street Bangkit Lagi Usai 3 Hari Lesu, Tapi Mingguan Masih Melemah

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat (26/9/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (27/9/2025) WIB. Meski begitu, indeks utama tetap berakhir melemah secara mingguan. Kenaikan ini dipicu rilis data inflasi Amerika Serikat yang sesuai dengan perkiraan pasar.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York bertambah 299,97 poin atau 0,65% dan berakhir di posisi 46.247,29. Indeks S&P 500 (SPX) menguat 38,98 poin atau 0,59% menjadi 6.643,70. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, naik 99,37 poin atau 0,44% ke level 22.484,07

Kenaikan pada Jumat berhasil memutus tren penurunan tiga hari beruntun. Namun secara mingguan, Nasdaq dan S&P 500 tetap terkoreksi masing-masing 0,7% dan 0,3%. Dow Jones juga turun tipis 0,2% dalam sepekan terakhir.

Data inflasi yang dirilis lewat personal consumption expenditures (PCE) price index menunjukkan inflasi inti berjalan di level 2,9% secara tahunan, sesuai perkiraan ekonom. Inflasi secara keseluruhan tercatat 2,7% secara tahunan dengan kenaikan bulanan 0,3%.

Pasar kini masih memperhitungkan peluang dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 0,25% oleh Federal Reserve pada pertemuan mendatang, sejalan dengan proyeksi bank sentral AS.

Sentimen pasar juga dipengaruhi data tenaga kerja yang solid pada Kamis serta revisi pertumbuhan ekonomi kuartal II menjadi 3,8%. Kabar ini justru memunculkan kekhawatiran investor bahwa ekonomi masih cukup kuat sehingga Fed tidak punya banyak alasan untuk memangkas suku bunga lebih cepat.

“Setelah tiga hari penurunan di pasar, ini cukup untuk membuat pembeli kembali masuk,” kata David Russell, Global Head of Market Strategy di TradeStation. “Klaim pengangguran dan revisi PDB kemarin memang sempat melemahkan sentimen dovish, tetapi PCE hari ini menenangkan sebagian kekhawatiran itu. Tidak ada kabar buruk berarti kabar baik.”

Selain itu, survei University of Michigan mencatat sentimen konsumen September hanya sedikit lebih rendah dari perkiraan. Sentimen relatif stabil terutama di kalangan investor dengan kepemilikan saham lebih besar.

Namun penguatan pasar masih tertahan oleh pelemahan saham raksasa perangkat lunak Oracle dan sejumlah emiten berbasis kecerdasan buatan. Saham Oracle anjlok lebih dari 8% sepanjang pekan ini.

Artikel Terkait

Trump Naikkan Tarif Obat Impor 100%, Saham Sektor Farmasi Eropa Langsung Lesu

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat pada...

Saham Farmasi Asia Tertekan Usai Trump Naikkan Pajak Obat Impor 100%

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik kompak melemah pada...

Wall Street Melemah Tiga Hari Berturut-turut, Saham Oracle Anjlok 5%

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali ditutup melemah pada perdagangan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru