STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street berakhir bervariasi pada penutupan perdagangan Rabu (24/4/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (25/4/2024) WIB.
Mengutip CNBC International, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS ditutup turun 42,77 poin atau 0,11% menjadi 38.460,92. Beda nasib, indeks S&P 500 (SPX), naik tipis 1,08 poin atau 0,02% menjadi 5.071,63. Segendang sepenarian, indeks komposit Nasdaq (IXIC), juga menguat 16,11 poin atau 0,1% mencapai 15.712,75.
Kenaikan imbal hasil obligasi memberikan tekanan pada saham-saham. Pada titik tertinggi hari itu, imbal hasil obligasi 10 tahun mencapai lebih dari 4,67%, sedangkan imbal hasil obligasi 2 tahun melampaui 4,95%. Menurut Todd Morgan, salah satu pendiri dan ketua di Bel Air Investment Advisors, kenaikan sebesar 70 basis poin dalam imbal hasil 10 tahun sepanjang tahun ini merupakan hal yang cukup signifikan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa jika terus meningkat, bisa mencapai 5%, yang akan memiliki dampak yang sangat negatif bagi pasar dalam jangka pendek.
Pergerakan tersebut terjadi seiring mendekati rilis data ekonomi utama AS. Angka PDB untuk kuartal pertama dijadwalkan akan diumumkan pada Kamis pagi, sementara indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti – yang menjadi pengukur inflasi bagi Federal Reserve – akan dirilis pada Jumat.
Investor cemas bahwa inflasi tidak melunak secepat yang diperkirakan. itu memunculkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin tidak akan melakukan pemotongan suku bunga.
Dalam urusan laba, saham Tesla melesat 12% setelah mengumumkan peningkatan produksi mobil listrik yang “lebih terjangkau”. Namun, perusahaan teknologi raksasa ini, yang menjadi favorit investor ritel, tidak memenuhi ekspektasi pada kuartal terbaru. Sementara itu, Boeing berbalik arah setelah awalnya naik pada hasil kuartal pertama. Perusahaan aerospace ini akhirnya ditutup lebih rendah sebesar 2,9%.
Meskipun demikian, laba perusahaan hingga saat ini telah melebihi perkiraan Wall Street. Lebih dari 25% perusahaan dalam S&P 500 telah melaporkan laba mereka. Dari perusahaan-perusahaan ini, sebanyak 79% berhasil mengungguli perkiraan laba, menurut data FactSet.