STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kembali ditutup bervariasi pada penutupan perdagangan Kamis (16/5/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (16/5/2025) WIB, Indeks S&P 500 mencatat kenaikan empat hari berturut-turut, sementara Dow Jones naik lebih dari 250 poin.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) naik 271,69 poin atau 0,65% ke level 42.322,75. Indeks S&P 500 (SPX) 500 menguat 24,35 poin atau 0,41% ke posisi 5.916,93. Sementara itu, Indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, justru bergerak melemah. turun 34,49 poin atau 0,18% ke level 19.112,32.
Penguatan indeks terjadi setelah Amerika Serikat dan China sepakat untuk memangkas tarif secara sementara. Imbal hasil obligasi juga turun, yang menjadi sentimen positif tambahan bagi saham.
Kepercayaan investor terhadap prospek jangka pendek pasar saham meningkat usai pertemuan antara Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dan pejabat China akhir pekan lalu. Pertemuan tersebut dinilai berhasil meredam kekhawatiran atas perlambatan ekonomi dan lonjakan inflasi dalam waktu dekat.
Saham-saham teknologi menunjukkan kinerja impresif sepanjang minggu ini. Saham Nvidia dan Tesla masing-masing naik sekitar 15%.
Meta Platforms tercatat naik hampir 9%. Sementara saham Amazon dan Alphabet masing-masing menguat lebih dari 6% dan 7%.
Nasdaq tercatat naik 6,6% sepanjang pekan ini, diikuti S&P 500 yang naik 4,5%, dan Dow yang menguat 2,6%.
“Pasar saat ini telah beralih ke sikap optimisme yang hati-hati. Sentimen investor mulai condong ke arah positif seiring kekhawatiran resesi mulai mereda dan pasar saham menunjukkan kekuatan yang mendasarinya,” ujar Joe Cusick, Senior Vice President dan Portfolio Specialist di Calamos Investments.
“Tahap selanjutnya akan bergantung pada apakah reli saat ini bisa meluas dan berlanjut hingga musim panas, atau justru berubah menjadi konsolidasi atau koreksi yang sehat,” lanjutnya.
Sementara itu, saham Foot Locker melonjak hampir 86% setelah Dick’s Sporting Goods mengumumkan rencana akuisisi senilai US$2,4 miliar.
Di sisi lain, saham UnitedHealth terpuruk hampir 11% setelah laporan dari The Wall Street Journal menyebutkan bahwa Departemen Kehakiman AS tengah menyelidiki perusahaan tersebut. Namun, juru bicara UnitedHealth mengatakan kepada CNBC bahwa pihaknya belum mendapat pemberitahuan resmi dari DOJ mengenai investigasi itu.
Para pelaku pasar juga mencermati data ekonomi terbaru.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga produsen (PPI) untuk April turun 0,5% secara bulanan. Padahal, ekonom yang disurvei Dow Jones memperkirakan PPI akan naik 0,3%.
Penjualan ritel tercatat naik 0,1% di bulan April, sesuai ekspektasi pasar. Namun, angka produksi industri turun sedikit lebih besar dari perkiraan.
Imbal hasil obligasi pemerintah juga mengalami penurunan setelah rilis data inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi.
Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun lebih dari 8 basis poin menjadi 4,44%, sedangkan yield obligasi 2 tahun turun 9 basis poin ke level 3,96%.