Kamis, Agustus 7, 2025
27.7 C
Jakarta

Wall Street Ditutup Menguat, Apple Jadi Pendorong Utama Pasar

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup menguat pada perdagangan hari Rabu (6/8/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (7/8/2025) WIB). Penguatan ini didorong oleh lonjakan saham Apple. Kenaikan ini terjadi saat investor mencermati laporan keuangan terbaru dari sejumlah perusahaan besar.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) naik 81,38 poin atau 0,18% menjadi 44.193,12. Indeks S&P 500 (SPX) 500 menguat 45,87 poin atau 0,73% mencapai 6.345,06. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi melonjak 252,87 poin atau 1,21% ke posisi 21.169,42.

Apple mencatat kenaikan saham sebesar 5%. Lonjakan ini terjadi setelah seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi kepada CNBC bahwa perusahaan pembuat iPhone tersebut akan meningkatkan investasi manufaktur dalam negeri sebesar US$100 miliar. Dengan tambahan tersebut, total investasi Apple di Amerika Serikat akan mencapai US$600 miliar dalam empat tahun ke depan.

Kinerja pasar ini menandai rebound setelah sebelumnya mengalami tekanan. S&P 500 sebelumnya mencatat lima penurunan dalam enam sesi terakhir, sementara Dow turun dalam enam dari tujuh hari perdagangan sebelumnya.

Michael Green, Manajer Portofolio dan Kepala Strategi di Simplify Asset Management, mengatakan bahwa pasar masih berada dalam fase konsolidasi.

“Secara umum, ini hanya proses pencernaan yang masih berlangsung dari volatilitas yang cukup tinggi pada akhir pekan lalu, karena laporan ketenagakerjaan mengecewakan dan Federal Reserve tidak menurunkan suku bunga,” kata Green kepada CNBC. “Sekarang kita sedang dalam pola tunggu dan lihat.”

Para pelaku pasar juga memperhatikan dampak dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump. Pemerintah AS kembali mengumumkan pengenaan bea masuk tambahan sebesar 25% untuk barang-barang dari India. Ini membuat total tarif AS terhadap India mencapai 50%.

Menurut Green, efek tarif tersebut tidak separah yang diperkirakan.

“Orang-orang mulai menyadari bahwa tarif memberikan dampak yang berbeda pada AS sebagai importir dibandingkan jika AS adalah eksportir utama, dan situasi secara umum mulai tenang,” ujarnya.

Musim laporan keuangan masih terus berjalan dan sejauh ini hasilnya cukup kuat. Berdasarkan data dari FactSet, sekitar 81% perusahaan dalam indeks S&P 500 yang telah melaporkan kinerja berhasil melampaui ekspektasi analis.

Beberapa perusahaan mencatat performa gemilang. Saham McDonald’s naik hampir 3% setelah laporan keuangan kuartal kedua melampaui perkiraan analis. Penjualan toko yang sama tumbuh paling cepat dalam hampir dua tahun. Saham Arista Networks bahkan melonjak 17% berkat laporan kinerja yang juga lebih kuat dari prediksi.

Namun, tidak semua saham bernasib baik. Saham Snap anjlok 17% setelah pendapatannya sedikit di bawah ekspektasi. Saham Advanced Micro Devices juga turun lebih dari 6% karena laba per saham yang disesuaikan tidak sesuai harapan pasar.

Green menambahkan bahwa investor saat ini tidak terlalu memberikan apresiasi terhadap hasil yang melampaui ekspektasi.

“Ada semakin banyak pertanyaan soal kualitas dari laporan keuangan yang muncul,” kata dia.

Meski begitu, pasar tampaknya masih optimis, dengan beberapa saham unggulan tetap menunjukkan tren positif. Investor kini menanti arah pasar selanjutnya seiring berlanjutnya musim laporan keuangan dan kebijakan ekonomi yang masih berkembang.

Artikel Terkait

Bursa Saham Swiss Melemah Saat Pejabat Negara Bertolak ke AS Bahas Tarif

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup bervariasi pada...

Bursa Asia Menguat Tipis Meski Diwarnai Ancaman Tarif Baru dari Trump

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada...

Wall Street Merah Lagi, Ancaman Tarif dan Data Ekonomi Tekan Pasar!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru