STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa Saham Wall Street mengakhiri perdagangan Kamis (4/1/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (5/1/2024) dengan sentimen campuran. Indeks S&P 500 dan komposit Nasdaq di Bursa Efek New York, Amerika Serikat, berakhir di teritori negatif.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS ditutup datar dengan kenaikan sebesar 10,15 poin, mencapai 37.440,34 poin. Iindeks S&P 500 (SPX) melemah 16,13 poin atau sekitar 0,34%, berakhir pada 4.688,68 poin. Setali tiga uang, Indeks komposit Nasdaq (IXIC), anjlok 81,91 poin atau sekitar 0,56 % menjadi 14.510,3 poin.
Indeks S&P 500 mengalami penurunan selama tiga sesi beruntun, menandai awal tahun dengan start terburuk sejak 2015, karena investor melakukan aksi ambil untung dengan menjual saham sektor teknologi. Saham Amazon, Alphabet, dan Apple masing-masing mengalami penurunan sebesar 2,6 persen, 1,8 persen, dan 1,3 persen.
Seiring dengan penurunan harga minyak dunia, indeks sektor energi merosot 1,6%. Namun, sektor keuangan mengalami penguatan setelah saham Allstate melonjak 2,4%, mencapai harga rekor usai Morgan Stanley meningkatkan peringkat saham perusahaan asuransi tersebut. Saham Hartford Financial Services Group juga mengalami kenaikan sebesar 0,7%.
Saham perbankan turut mengalami penguatan, dengan saham JPMorgan Chase dan Truist Financial masing-masing meningkat 0,7% dan 1,3%.
Pergerakan saham pada sektor-sektor utama ini mencerminkan kompleksitas dan dinamika pasar keuangan global, yang senantiasa dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan internal. Para analis memperkirakan bahwa volatilitas dapat terus terjadi dalam beberapa sesi ke depan, sementara pelaku pasar terus memantau perkembangan ekonomi dan peristiwa global yang dapat memengaruhi arah pergerakan indeks saham.
